Latest News

Thursday, 31 October 2013

Profil dan Biodata Jokowi Gubernur DKI Jakarta ke-17

Bapak-Joko-Widodo-Gubernur-DKI_1



Bapak-Joko-Widodo-Gubernur-DKI
Profil dan Biodata Jokowi Gubernur DKI Jakarta ke-17Sosok yang kalemBapak Ir. H. Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961 lebih dikenal dengan nama Jokowi, adalah Gubernur DKI Jakarta ke-17.

Sebelumnya, Jokowi menjabat Wali Kota Surakarta (Solo) selama dua kali masa bakti 2005-2015, namun tidak terselesaikan karena terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta.


Dalam masa jabatannya di Solo, ia diwakili F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota. Dia dicalonkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan


Jokowi (Joko Widodo) diminta secara pribadi oleh Bapak Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012, karena merupakan kader dari PDI Perjuangan, Jusuf Kalla meminta dukungan langsung dari Ibu Megawati Soekarnoputri, yang awalnya terlihat masih ragu.

Sebagai wakilnya Bapak Basuki T Purnama yang saat itu menjadi anggota DPR dicalonkan mendampingi Jokowi dengan pindah ke Gerindra karena Golkar telah sepakat mendukung Alex Noerdin sebagai Calon Gubernur.
Asal Nama Julukan Jokowi

“Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu kata Joko Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Panggilan itu melekat sampai sekarang.
 
Biodata Jokowi (Joko Widodo) :

 N a m a: Ir. H. Joko Widodo
 Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juni 1961
 Agama: Islam
 Pekerjaan: Gubernur DKI Jakarta
 Profil Facebook: Jokowi
 Profil twitter: jokowi_do2
 Email: jokowi@indo.net.id

Pendidikan:
    • SDN 111 Tirtoyoso Solo 
    • SMPN 1 Solo
    • SMAN 6 Solo
    • Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985

Karir:
    • Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990) 
    • Ketua Bidang Pertambangan & Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta (1992-1996)
    • Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007)

Penghargaan:
    • Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh 2008″ 
    • Menjadi walikota terbaik tahun 2009 
    • Peraih penghargaan Bung Hatta Award, atas kepemimpinan dan kinerja beliau selama membangun dan memimpin kota Solo.
    • Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award

Selain itu, berkat kepemimpinan beliau (dan tentunya semua pihak yg membantu), kota Solo jg banyak meraih penghargaan, di antaranya
    • Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah 
    • Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
    • Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan
    • Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum
    • Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia

Demikian Sekilas Profil dan Biodata Jokowi Gubernur DKI Jakarta ke-17, semoga dalam kepemimpinannya Sebagai Gubernur DKI Jakarta dapat memberikan sesuatu yang berarti kepada Rakyat Jakarta khususnya dan Rakyat Indonesia Umumnya.

Artikel Profil dan Biodata Jokowi Gubernur DKI Jakarta ke-17 ini, Sobat boleh menyebarkan-nya jika artikel Profil dan Biodata Jokowi Gubernur DKI Jakarta ke-17 ini bermanfaat, namun jangan lupa meletakkan link Profil dan Biodata Jokowi Gubernur DKI Jakarta ke-17 sumbernya. Terima kasih telah Berkunjung

Dicecar Komisi VII, Ini Jawaban Jokowi


Gubernur DKI Joko Widodo. | KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO


Dicecar Komisi VII, Ini Jawaban Jokowi

Gubernur DKI Joko Widodo dengan santai menjawab rentetan pertanyaan anggota Komisi VII DPR RI atas beberapa topik dalam kunjungan kerja DPR ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Senin (28/10/2013). (Baca: Gelar Kunker, Komisi VII DPR Cecar Jokowi).
Terkait pertanyaan soal analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) proyek penataan waduk di Jakarta, yang dilontarkan SW Yudha, politisi Fraksi Partai Golongan Karya, Jokowi mengaku sudah memilikinya. "Amdal sudah ada, kan memang lagi proses dan belum selesai. Pembangunannya saja masih lama," ujar Jokowi santai.
Jokowi juga menanggapi ringan pertanyaan yang dilontarkan politisi dari PAN, Alimin Abdullah, yang menyebut penataan waduk di Jakarta yang tidak komprehensif. Menurut Alimin, sumber air waduk diketahui adalah limbah, baik limbah rumah tangga maupun industri di sekitar waduk itu. Ia juga menilai pembangunan waste water treatment tak cukup untuk mengolah limbah yang ada di waduk tersebut. 
"Kalau Waduk Ria Rio, fokusnya mempercantik dan hanya memenuhi ruang terbuka hijau dan ruang publik," ujar Jokowi. "Pengolahan limbah di situ fokus pada mengolah air limbah rumah tangga menjadi bersih, bukan mengubah air waduk untuk jadi konsumsi (warga)," lanjutnya. 

Sementara itu, pertanyaan Effendi Simbolon dari PDI-Perjuangan soal urgensi reklamasi pulau di utara Jakarta dan giant sea wall yang dinilai akan mengganggu ekosistem, juga kehadiran kawasan Pantai Indah Kapuk, yang dinilai menjadi kawasan eksklusif bagi kalangan ekonomi atas dan tertutup bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah di Jakarta, tak dijawab keseluruhan oleh Jokowi. "Reklamasi itu urusannya giant sea wall, itu berhubungan. Tujuan kita satu, membendung rob dari utara. Di sana juga akan kita bangun pengolahan air limbah supaya berguna bagi warga," ujarnya tanpa menjawab soal peruntukan area reklamasi.
Sebanyak 14 anggota Komisi VII DPR RI duduk berjejer berhadapan dengan Jokowi dan stafnya dalam kunjungan kerja yang berlangsung di Ballroom Balaikota. Pertemuan itu digelar dari pukul 17.00 WIB hingga pukul 19.30 WIB.
Acara yang juga dihadiri oleh Dirut Pertamina Karen Agustiawan, sejumlah satuan kerja perangkat daerah, Kepala BUMD, dan pejabat Pemprov DKI lainnya itu ditutup dengan makan malam bersama. 
Editor : Eko Hendrawan Sofyan

Source :megapolitan.kompas.com

Mau Kalahkan Prabowo, Jokowi Harus Gandeng Tokoh Mirip Ahok


Gubernur DKI Joko Widodo menyumbang permen dan air mnum kemasan di Kecamatan Pasar Rebo dan Kelurahan Kalisari, Jakarta Timur. Langkah itu dilakukan demi perbaikan pelayanan. | Fabian Januarius Kuwado

Sosok Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dinilai kalah tegas dibandingkan sosok Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto. Untuk dapat merebut suara Prabowo, Jokowi harus disandingkan dengan sosok yang berkarakter mirip Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

"Jokowi memiliki citra bebas korupsi dan mampu melakukan perubahan, sementara Prabowo memiliki citra tegas. Meskipun elektabilitasnya paling tinggi, Jokowi harus menggandeng orang yang karakternya mirip dengan Ahok supaya bisa mengalahkan Prabowo," ujar CEO Alvara Hasanuddin Ali dalam paparan hasil surveinya di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2013). 

Ia mengatakan, survei dilakukan atas 1.533 responden berusia antara 20 hingga 54 tahun dengan margin of error 2,5 persen. 

Dari survei tersebut, katanya, mayoritas responden menilai, Jokowi adalah kandidat calon presiden yang dipersepsikan merakyat, jujur, dan bebas korupsi dibandingkan sembilan nama lain. Tetapi, katanya, sifat Jokowi tersebut kurang didukung citra yang tegas. Menurutnya, tokoh yang dinilai publik memiliki sifat tegas, berwibawa, dan berjiwa pemimpin adalah Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto. 

Di sisi lain, lanjutnya, jika ingin menandingi elektabilitas Jokowi, Prabowo harus menggandeng tokoh yang sifatnya mirip dengan mantan Wali Kota Solo itu. Disampaikan Ali, publik menilai tokoh yang paling mirip dengan Jokowi adalah Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Survei diajukan dengan pertanyaan "Dari para calon yang Anda kenal, mana yang cocok dengan pernyataan/sifat tersebut?" 

Selain Jokowi, kandidat yang juga disurvei adalah Prabowo, Dahlan, Mahfud, Wiranto, Jusuf Kalla, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa.

Editor : Hindra Liauw

Source : nasional.kompas.com


http://nasional.kompas.com/read/2013/10/28/1830146/Mau.Kalahkan.Prabowo.Jokowi.Harus.Gandeng.Tokoh.Mirip.Ahok

Radio Australia: Tak Ada Pemimpin Seperti Jokowi di Australia

Foto: Radio Australia: Tak Ada Pemimpin Seperti Jokowi di Australia    Seorang warga Australia yang sudah tinggal lebih dari 10 tahun di Jakarta juga menyambut baik duet kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dalam memimpin Jakarta selama setahun terakhir. Shannon Smith malah mengatakan bahwa tidak ada politisi di Australia sekarang ini yang memiliki gaya kepemimpinan seperti Jokowi.  "Para politisi dari partai-partai besar di Australia saya lihat tidak ada yang memiliki gaya kepemimpinan seperti Jokowi. Ada sesuatu tentang Jokowi yang berbeda, terutama empati dan simpatinya kepada warga yang miskin, yang  terpinggirkan atau dalam bahaya." kata Smith kepada Iffah Nur Arifah dari ABC di Jakarta.  Mantan diplomat yang pernah juga menimba ilmu di universitas di Makasar ini mengaku kagum dengan gaya kepemimpinan politik pasangan Jokowi-Ahok yang dinilainya sangat menginspirasi.  Disebutkannya Jokowi tidak hanya memperhatikan pembangunan fisik di Jakarta, hal yang juga walau belum ada perubahan besar, sudah mulai tampak perbaikan di sana sini. Selama tinggal di Jakarta, Shannon Smith mengatakan bahwa dia sudah menggunakan transportasi umum apa saja mulai dari bus umum sampai ke taksi.  Seperti warga Jakarta lainnya, Shannon yang sehari-hari menggunakan bus umum mengaku masih kerap terjebak macet dan berdesakan di bus Trans Jakarta dengan penumpang lain. "Dulu saya pernah kerja di Tanah Abang sementara rumah saya di Fatmawati. Jadi saya ke tempat kerja naik Patas AC itu sekitar hampir 10 tahun lalu. Dulu kemacetannya berbeda dari sekarang. Dulu macetnya lebih kurang dibandingkan sekarang." kata pria berusia 44 tahun tersebut.  Sibuk dan padatnya jalan di Jakarta ini sangat jauh berbeda dengan kota kelahiran Shannon di Australia, The Great Ocean Road di negara bagian  Victoria yang terkenal dengan jalan besar dan lapang untuk berkendara.   Adanya Ruang Publik  Namun  Shannon mengaku masih kerasan tinggal di Jakarta setelah bermukim selama hampir sepuluh tahun. Dan sekarang setelah Jokowi menjadi gubernur Jakarta, ada perubahan kecil yang disukainya, yaitu bertambahnya ruang publik.  “Kita lihat ada perubahan sedikit di infrastruktur Jakarta, pedestrian diperbaiki, taman-taman kota dibangun." katanya.  "Kalau kita jalan sepanjang Jalan Rasuna Said Kuningan atau Jendral Sudirman, sekarang ada bangku-bangku  taman yang membuat jalan terlihat  lebih bagus. Kita bisa lihat orang duduk. Saya pikir Jokowi mengerti pentingnya ruang publik dan menyediakannya untuk warga Jakarta. Jadi perubahannya kecil tapi membuat perbedaan." tambah Shannon dalam percakapan berseling antara bahasa Indonesia dan Inggris.  Shannon mengaku kagum dengan gaya kepemimpinan Jokowi-Ahok. Ia juga senang program pembenahan Jakarta yang dilakukan Jokowi-Ahok tidak cuma dipusat kota, tapi terasa hingga tempat tinggalnya di selatan Jakarta.  “Di daerah Kebayoran Baru ada banyak proyek yang dikerjakan, di  tepi jalan ada proyek untuk pejalan kaki yang  baru supaya lebih aman bagi pejalan kaki. Waktu Fauzi Bowo itu tidak ada proyek seperti itu. itu  yang baru, ada uang yang dikeluarin untuk proyek untuk warga Jakarta.” tambahnya.  Sejak menjabat, pasangan Jokowi-Ahok memang terus berupaya memenuhi janji kampanyenya membenahi kota Jakarta. Di sektor kesejahteraan rakyat antara lain pemberlakuan Program Kartu Jakarta Sehat yang menjamin semua warga Jakarta berobat gratis, pembenahan akses pendidikan maupun perumahan. Di sektor transporasi umum Jokowi-Ahok antara lain meremajakan armada buskota, menambah unit busway hingga pembangunan Mass Rapid Transportasi serta Monorel.radioaustralia.net.au   Salam Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014

Radio Australia: Tak Ada Pemimpin Seperti Jokowi di Australia 

Seorang warga Australia yang sudah tinggal lebih dari 10 tahun di Jakarta juga menyambut baik duet kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) dalam memimpin Jakarta selama setahun terakhir. Shannon Smith malah mengatakan bahwa tidak ada politisi di Australia sekarang ini yang memiliki gaya kepemimpinan seperti Jokowi.

"Para politisi dari partai-partai besar di Australia saya lihat tidak ada yang memiliki gaya kepemimpinan seperti Jokowi. Ada sesuatu tentang Jokowi yang berbeda, terutama empati dan simpatinya kepada warga yang miskin, yang terpinggirkan atau dalam bahaya." kata Smith kepada Iffah Nur Arifah dari ABC di Jakarta.

Mantan diplomat yang pernah juga menimba ilmu di universitas di Makasar ini mengaku kagum dengan gaya kepemimpinan politik pasangan Jokowi-Ahok yang dinilainya sangat menginspirasi.

Disebutkannya Jokowi tidak hanya memperhatikan pembangunan fisik di Jakarta, hal yang juga walau belum ada perubahan besar, sudah mulai tampak perbaikan di sana sini.
Selama tinggal di Jakarta, Shannon Smith mengatakan bahwa dia sudah menggunakan transportasi umum apa saja mulai dari bus umum sampai ke taksi.

Seperti warga Jakarta lainnya, Shannon yang sehari-hari menggunakan bus umum mengaku masih kerap terjebak macet dan berdesakan di bus Trans Jakarta dengan penumpang lain.
"Dulu saya pernah kerja di Tanah Abang sementara rumah saya di Fatmawati. Jadi saya ke tempat kerja naik Patas AC itu sekitar hampir 10 tahun lalu. Dulu kemacetannya berbeda dari sekarang. Dulu macetnya lebih kurang dibandingkan sekarang." kata pria berusia 44 tahun tersebut.

Sibuk dan padatnya jalan di Jakarta ini sangat jauh berbeda dengan kota kelahiran Shannon di Australia, The Great Ocean Road di negara bagian Victoria yang terkenal dengan jalan besar dan lapang untuk berkendara.

Adanya Ruang Publik

Namun Shannon mengaku masih kerasan tinggal di Jakarta setelah bermukim selama hampir sepuluh tahun. Dan sekarang setelah Jokowi menjadi gubernur Jakarta, ada perubahan kecil yang disukainya, yaitu bertambahnya ruang publik.

“Kita lihat ada perubahan sedikit di infrastruktur Jakarta, pedestrian diperbaiki, taman-taman kota dibangun." katanya.

"Kalau kita jalan sepanjang Jalan Rasuna Said Kuningan atau Jendral Sudirman, sekarang ada bangku-bangku taman yang membuat jalan terlihat lebih bagus. Kita bisa lihat orang duduk. Saya pikir Jokowi mengerti pentingnya ruang publik dan menyediakannya untuk warga Jakarta. Jadi perubahannya kecil tapi membuat perbedaan." tambah Shannon dalam percakapan berseling antara bahasa Indonesia dan Inggris.

Shannon mengaku kagum dengan gaya kepemimpinan Jokowi-Ahok. Ia juga senang program pembenahan Jakarta yang dilakukan Jokowi-Ahok tidak cuma dipusat kota, tapi terasa hingga tempat tinggalnya di selatan Jakarta.

“Di daerah Kebayoran Baru ada banyak proyek yang dikerjakan, di tepi jalan ada proyek untuk pejalan kaki yang baru supaya lebih aman bagi pejalan kaki. Waktu Fauzi Bowo itu tidak ada proyek seperti itu. itu yang baru, ada uang yang dikeluarin untuk proyek untuk warga Jakarta.” tambahnya.

Sejak menjabat, pasangan Jokowi-Ahok memang terus berupaya memenuhi janji kampanyenya membenahi kota Jakarta. Di sektor kesejahteraan rakyat antara lain pemberlakuan Program Kartu Jakarta Sehat yang menjamin semua warga Jakarta berobat gratis, pembenahan akses pendidikan maupun perumahan. Di sektor transporasi umum Jokowi-Ahok antara lain meremajakan armada buskota, menambah unit busway hingga pembangunan Mass Rapid Transportasi serta Monorel.radioaustralia.net.au

Salam

Source : FB Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014

Sutan Bhatoegana Memuji Jokowi Ahok Setahun Memerintah





Sutan Bhatoegana Memuji Jokowi Ahok Setahun Memerintah

Biasanya nyinyir, tetapi setelah setahun kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Jokowi dan Wakilnya Ahok, dinilai positif oleh Ketua Komisi VII DPR RI, Sutan Bhatoegana. Politisi Partai Demokrat itu mengungkapkan, yang paling patut diapresiasi yakni bagaimana Jokowi serta Ahok melakukan penataan waduk di DKI. 

"Bayangkan saja, puluhan tahun itu waduk tidak dikeruk, dibiarkan begitu saja. Malah orang kira itu daratan, enggak taunya waduk," ujar Sutan seusai kunjungan kerja ke Pemprov Jakarta pada Senin malam.

Sutan datang bersama 14 anggota Komisi VII DPR, meninjau beberapa proyek pembangunan Pemprov DKI. Salah satu titik yang dikunjungi adalah Waduk Ria Rio yang berada di Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur. Sutan menilai satu tahun kepemimpinan Jokowi, seluruh program berjalan lancar.

Beberapa yang menjadi sorotan, penataan PKL di Pasar Tanah Abang, Pasar Jatinegara, Pasar Minggu, dan lain- lain. Tidak hanya itu, pembukaan ruang terbuka hijau sebagai ruang beraktivitas masyarakat pun menjadi salah satu program yang mendapatkan "tinta biru" bagi diri Sutan secara personal.

Sutan pun turut mengapresiasi positif langkah Jokowi membeli monyet-monyet yang dipekerjakan untuk atraksi topeng monyet. "Di agama saja dikatakan, jangan kau menyakiti hewan. Nah, si Jokowi melakukan itu. Dikasih pekerjaan pula pawangnya. Yang kecil-kecil begini yang saya bilang sangat baik," pujinya.

Kendati mendapat rapor baik, Sutan menyatakan bahwa untuk menilai kinerja kepemimpinan tidak dapat dinilai dari satu tahun masa jabatan saja. Ia berharap, di tahun mendatang, Jokowi tetap mengeluarkan gebrakan-gebrakannya dalam pembangunan Ibu Kota.

Salam 


Source : FB Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014

Berebut Dekati Jokowi, Jembatan di Tanah Abang Goyang

Foto: Berebut Dekati Jokowi, Jembatan di Tanah Abang Goyang   Betapa ramainya PasarTanah Abang Blog G. Jokowi turun sidak kesana. Massa menjadi riuh untuk mendekati Jokowi. Mereka mendekati sosok Jokowi melalui jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Blok G Tanah Abang. Desakan banyak orang membuat jembatan yang dalam perbaikan itu goyang.   Peristiwa ini terjadi di Pasar Blok G, Rabu (31/7) sore. Ratusan warga yang ingin mendekati Jokowi ikut menyeberang jembatan itu. Akibatnya, jembatan penyeberangan goyang selama dipenuhi orang.   "Woi, jembatan lagi goyang! Cepat gerak-gerak! Jangan berhenti di depan," pekik seseorang di tengah keriuhan suasana ke arah Pasar Blok G Tanah Abang.   Sesaat situasi panik. Warga yang berkerumum di atas jembatan berdesakan mencapai gedung Pasar Blok G. Perjalanan mereka yang berada di atas jembatan beberapa saat terhenti. Saat itu terlalu banyak orang berkerumun di JPO Pasar Blok G, sementara mulut jembatan hanya cukup untuk tiga orang. Kerumunan orang terus merangsek mendekati Jokowi.   Jembatan ini melintang di atas jalan raya persis di depan Pasar Blok G. Konstruksi jembatan terbuat dari beton dilengkapi rangka besi dan kanopi. Warga dari arah Jalan KS Tubun bisa menggunakan jembatan ini ke Pasar Blok G.   "Jembatan itu memang dalam perbaikan. Nanti akan dimaksimalkan menjadi penyeberangan orang di sini," kata Sunardi Sinaga, Kepala Bidang Pengendalian Operasi Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.   Penyeberangan Bawah Tanah Jokowi berencana membangun lima tempat penyeberangan orang bawah tanah di Jakarta. Rencananya kelima tempat penyeberangan itu dikerjakan serempak, ditargetkan digarap pada 2014.  "Underpass (penyeberangan orang) itu penting. Supaya (penyeberang) tidak lalu lalang di jalanan," ujar Gubernur DKI Joko Widodo. Dari lima lokasi yang direncanakan, dua di antaranya sudah dimulai pengerjaannya oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, yakni di kawasan Casablanca di Jakarta Selatan dan Senayan di Jakarta Pusat.  Jokowi berkeyakinan jalan-jalan penyeberangan bawah tanah ini tak akan terdampak banjir yang rutin menyambangi Jakarta. "Masak banjir. Teknologinya kan sudah canggih-canggih, sudah ada hitung-hitungan," ujar dia.  Proyek tersebut, kata Jokowi, akan dianggarkan dalam APBD 2014 DKI Jakarta. Dengan perkiraan total anggaran daerah senilai Rp 67 triliun, pembiayaan untuk penyeberangan bawah tanah itu pun diyakini bakal tercukupi. Jokowi belum dapat menyebutkan perkiraan kebutuhan dana pembangunan kelima penyeberangan bawah tanah itu.  Salam Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014

Berebut Dekati Jokowi, Jembatan di Tanah Abang Goyang

Betapa ramainya PasarTanah Abang Blog G. Jokowi turun sidak kesana. Massa menjadi riuh untuk mendekati Jokowi. Mereka mendekati sosok Jokowi melalui jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pasar Blok G Tanah Abang. Desakan banyak orang membuat jembatan yang dalam perbaikan itu goyang. 

Peristiwa ini terjadi di Pasar Blok G, Rabu (31/7) sore. Ratusan warga yang ingin mendekati Jokowi ikut menyeberang jembatan itu. Akibatnya, jembatan penyeberangan goyang selama dipenuhi orang.

"Woi, jembatan lagi goyang! Cepat gerak-gerak! Jangan berhenti di depan," pekik seseorang di tengah keriuhan suasana ke arah Pasar Blok G Tanah Abang.

Sesaat situasi panik. Warga yang berkerumum di atas jembatan berdesakan mencapai gedung Pasar Blok G. Perjalanan mereka yang berada di atas jembatan beberapa saat terhenti. Saat itu terlalu banyak orang berkerumun di JPO Pasar Blok G, sementara mulut jembatan hanya cukup untuk tiga orang. Kerumunan orang terus merangsek mendekati Jokowi.

Jembatan ini melintang di atas jalan raya persis di depan Pasar Blok G. Konstruksi jembatan terbuat dari beton dilengkapi rangka besi dan kanopi. Warga dari arah Jalan KS Tubun bisa menggunakan jembatan ini ke Pasar Blok G.

"Jembatan itu memang dalam perbaikan. Nanti akan dimaksimalkan menjadi penyeberangan orang di sini," kata Sunardi Sinaga, Kepala Bidang Pengendalian Operasi Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Penyeberangan Bawah Tanah
Jokowi berencana membangun lima tempat penyeberangan orang bawah tanah di Jakarta. Rencananya kelima tempat penyeberangan itu dikerjakan serempak, ditargetkan digarap pada 2014.

"Underpass (penyeberangan orang) itu penting. Supaya (penyeberang) tidak lalu lalang di jalanan," ujar Gubernur DKI Joko Widodo. Dari lima lokasi yang direncanakan, dua di antaranya sudah dimulai pengerjaannya oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, yakni di kawasan Casablanca di Jakarta Selatan dan Senayan di Jakarta Pusat.

Jokowi berkeyakinan jalan-jalan penyeberangan bawah tanah ini tak akan terdampak banjir yang rutin menyambangi Jakarta. "Masak banjir. Teknologinya kan sudah canggih-canggih, sudah ada hitung-hitungan," ujar dia.

Proyek tersebut, kata Jokowi, akan dianggarkan dalam APBD 2014 DKI Jakarta. Dengan perkiraan total anggaran daerah senilai Rp 67 triliun, pembiayaan untuk penyeberangan bawah tanah itu pun diyakini bakal tercukupi. Jokowi belum dapat menyebutkan perkiraan kebutuhan dana pembangunan kelima penyeberangan bawah tanah itu.


Source : FB Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014

Pengamat Tranportasi: Cuma Jokowi pejabat yang mau naik angkutan umum

Foto: Pengamat Tranportasi: Cuma Jokowi pejabat yang mau naik angkutan umum  Kemacetan di kota-kota besar Indonesia, termasuk Ibu kota Jakarta sudah masuk tahap kronis, sehingga membutuhkan angkutan umum memadai. Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, tambah prihatin lantaran pejabat tidak banyak yang memberi contoh pada warga agar memilih angkutan umum, dibanding naik kendaraan pribadi.  Djoko menilai, ketiadaan contoh para pemimpin ini turut memicu pertambahan kendaraan yang membludak. Imbasnya, pelanggaran lalu lintas bermunculan, seperti penerobosan jalur Transjakarta, atau kerap disebut busway.  Sampai-sampai, belakangan Polda Metro Jaya mewacanakan denda Rp 1 juta buat mobil yang nekat menerobos jalur busway. Djoko percaya, contoh pemimpin lebih penting, daripada denda besar seperti itu dalam membenahi kualitas transportasi umum perkotaan.  "Harusnya masyarakat naik angkutan umum dimulai dari pejabat. Pejabat aja sekarang enggak ada yang naik angkutan umum. Ini kan jadi rohnya di masyarakat," kata Djoko.  Djoko menyebut, saat ini hampir 99 persen pejabat mulai dari Bupati, wali kota, sampai Gubernur menggunakan angkutan pribadi. dari hasil pemantauannya, baru Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi yang biasa naik angkutan umum.  "Perilaku pejabat hampir 99 persen tidak mau naik angkutan umum. Jokowi saja pejabat yang mau kaya gitu. Jokowi serius benahi angkutan umum," katanya.  Jika mau membandingkan, pejabat publik di luar negeri menurut Djoko banyak yang menggunakan angkutan umum. Dengan demikian masyarakat juga bisa mencontoh langsung perilaku pejabat yang naik angkutan umum tersebut. Bukan seperti di Indonesia, yang pejabatnya rata-rata punya mobil pribadi dan dinas, serta ke mana-mana dikawal polisi khusus.  "Di Jepang wali kotanya naik angkutan umum, Korea juga. Belanda menteri naik sepeda. Indonesia sudah miskin, pejabatnya banyak gaya," tutupnya.  Menurut anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini hal yang paling mudah dilakukan adalah pejabat di Indonesia harus merasakan sendiri angkutan umum. Hal ini juga akan menjadi pandangan sendiri untuk masyarakat agar naik ke angkutan umum sehingga bisa mengurangi kemacetan.

Pengamat Tranportasi: Cuma Jokowi pejabat yang mau naik angkutan umum

Kemacetan di kota-kota besar Indonesia, termasuk Ibu kota Jakarta sudah masuk tahap kronis, sehingga membutuhkan angkutan umum memadai. Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, tambah prihatin lantaran pejabat tidak banyak yang memberi contoh pada warga agar memilih angkutan umum, dibanding naik kendaraan pribadi.

Djoko menilai, ketiadaan contoh para pemimpin ini turut memicu pertambahan kendaraan yang membludak. Imbasnya, pelanggaran lalu lintas bermunculan, seperti penerobosan jalur Transjakarta, atau kerap disebut busway.

Sampai-sampai, belakangan Polda Metro Jaya mewacanakan denda Rp 1 juta buat mobil yang nekat menerobos jalur busway. Djoko percaya, contoh pemimpin lebih penting, daripada denda besar seperti itu dalam membenahi kualitas transportasi umum perkotaan.

"Harusnya masyarakat naik angkutan umum dimulai dari pejabat. Pejabat aja sekarang enggak ada yang naik angkutan umum. Ini kan jadi rohnya di masyarakat," kata Djoko.

Djoko menyebut, saat ini hampir 99 persen pejabat mulai dari Bupati, wali kota, sampai Gubernur menggunakan angkutan pribadi. dari hasil pemantauannya, baru Gubernur DKI Joko Widodo atau Jokowi yang biasa naik angkutan umum.

"Perilaku pejabat hampir 99 persen tidak mau naik angkutan umum. Jokowi saja pejabat yang mau kaya gitu. Jokowi serius benahi angkutan umum," katanya.

Jika mau membandingkan, pejabat publik di luar negeri menurut Djoko banyak yang menggunakan angkutan umum. Dengan demikian masyarakat juga bisa mencontoh langsung perilaku pejabat yang naik angkutan umum tersebut. Bukan seperti di Indonesia, yang pejabatnya rata-rata punya mobil pribadi dan dinas, serta ke mana-mana dikawal polisi khusus.

"Di Jepang wali kotanya naik angkutan umum, Korea juga. Belanda menteri naik sepeda. Indonesia sudah miskin, pejabatnya banyak gaya," tutupnya.

Menurut anggota Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini hal yang paling mudah dilakukan adalah pejabat di Indonesia harus merasakan sendiri angkutan umum. Hal ini juga akan menjadi pandangan sendiri untuk masyarakat agar naik ke angkutan umum sehingga bisa mengurangi kemacetan.


Source : FB Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi Presiden Ri 2014

Jokowi Dapat Pembelaan, Dinilai Belum Setahun Sudah Berprestasi

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat meninjau proses penyelesaian pembangunan Blok G, Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (20/8). SP/Joanito De Saojoao

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat meninjau proses penyelesaian pembangunan Blok G, Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (20/8) SP/Joanito De Saojoao (sumber: Suara Pembaruan)
Jokowi Dapat Pembelaan, Dinilai Belum Setahun Sudah Berprestasi
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) disebut sudah menunjukkan sejumlah prestasi dalam memimpin Jakarta. Seperti diketahui, mantan Wali Kota Solo tersebut, saat ini baru akan genap setahun menjadi Gubernur.
"Bayangkan, belum setahun pemerintahannya, saya kaget Pak Jokowi (sudah) bisa membenahi waduk Pluit. Tidak masuk akal, waduk itu bisa menjadi bagus," puji Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan (PDIP), Eriko Sotarduga, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (16/9).
Menurut Eriko, menyelesaikan Jakarta sendiri bukan persoalan mudah. Namun nyatanya, Jokowi menurutnya secara satu-persatu terus mencoba membenahi Jakarta.
"Kinerja Pak Jokowi sudah terlihat. Menertibkan Blok G Pasar Tanah Abang misalnya," ucap anggota Komisi V DPR ini.
Sebelumnya, seperti diketahui, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD), Ruhut Sitompul, menilai bahwa Jokowi sebenarnya gagal dalam mengatasi persoalan di Jakarta.
"'Jokowi kau gusur kami, padahal kami milih kau'. Itu sering diteriakkan warga Jakarta. Jokowi masih gagal benahi Jakarta," kata Ruhut.
Senin, 16 September 2013 | 19:19      Email
Penulis: C-6/SIT
Sumber:Suara Pembaruan



Basuki Tjahaja Purnama (Zhong Wan Xie/Ahok)

Basuki Tjahaja Purnama (Zhong Wan Xie/Ahok)


 


Nama                              : Basuki Tjahaja Purnama (Zhong Wan Xie/Ahok)
Tempat/tanggal lahir    : Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966
Istri                                  : Veronika (34)
Anak :
  1. Nicholas (14)
  2. Nathania (11)
  3. Daud Albeenner (6)
Ayah : Indra Tjahaja Purnama (alm)
Ibu : Buniarti Ningsih
Saudara/i:
  1. Basuri T Purnama, dokter, Bupati Belitung Timur
  2. Fifi Lety (praktisi hukum)
  3. Harry Basuki (konsultan pariwisata dan perhotelan).
Pendidikan :
  • SD Negeri No 3 Gantung, 1977
  • SMP Negeri No 1 Gantung, 1981
  • SMA III PSKD Jakarta, 1984
  • S2 (magister manajemen) dari Jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Prasetya Mulya (lulus 1993)
  • S1 (insinyur) Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti, Jakarta (Lulus 1989)
Karier :
  • 2005-2010, Bupati Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung
  • 2009-2014, Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Golkar
  • 1989, Setelah menggondol gelar insinyur, Ahok mendirikan PT Panda di Belitung Timur yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah
  • 1993-1995, bekerja pada PT Simaxindo Primadaya di Jakarta setelah menggondol gelar magister keuangan. Perusahaan ini bergerak di bidang kontraktor pembangunan pembangkit listrik. Ahok mendapat posisi staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek. Ia di Jakarta hingga 1995 sebelum memutuskan kembali ke kampung halaman untuk kembali mengurusi perusahaannya.
  • 1992, mendirikan PT Nurindra Eka Persada, persiapan pembangunan pabrik pengolahan pasir kwarsi pertama di Belitung. Rencana ini direalisasikan pada tahun 1994. Pembangunan ini juga menjadi cikal bakal pengembangan Kawasan Industri Air Kelik (Kiak).
  • 2004, hadir perusahaan Korea di KIAK yang mendirikan pabrik peleburan timah.

Karier Politik :
  • 2004, bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) yang didirikan ekonom (alm) Syahrir. Ia menjabat sebagai Ketua DPC PIB Belitung Timur. Ahok ikut bertarung dalam Pemilu Legislatif 2004. Ia lolos dan menjadi anggota DPRD Belitung Timur Periode 2004-2009.
  • 2005, Ahok memutuskan untuk ikut dalam bursa Pilkada Belitung Timur. Berpasangan dengan Khairul Effendi dari Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK), keduanya sukses memenangkan pertarungan dengan meraup 37,13 persen dukungan warga. Ahok pun menjabat Bupati Belitung Timur definif pertama untuk periode 2005-2010.
  • Tahun 2007, ia ikut bersaing sebagai calon gubernur dalam Pilkada Bangka-Belitung. Namun, kali ini ia belum berhasil.
  • 2009, ikut Pemilu Legislatif sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Golkar. Ia berhasil memenangkan pilihan warga meski sebelumnya hanya ditempatkan sebagai calon nomor urut 4. Ia kemudian melangkah ke Senayan dan duduk sebagai anggota Komisi II DPR.
Penghargaan :
  • 2007, dinobatkan sebagai Tokoh Antikorupsi dari unsur penyelenggara negara oleh Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, Kadin-Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara-Masyarakat Transparansi Indonesia.
  • 2008, dinobatkan sebagai 10 Tokoh yang Mengubah Indonesia oleh Majalah Tempo.

Prestasi khusus:
  • Saat menjadi Bupati Belitung Timur, ia mengalihkan tunjangan jabatan pejabat untuk program pendidikan dan pelayanan kesehatan gratis bagi warga.
  • Ahok juga menata manajemen pemerintahan kabupaten yang transparan dan bersih dalam penggunaan anggaran negara.
  • Saat menjadi wakil rakyat, dia termasuk tokoh yang berintegritas dalam hal menyuarakan aspirasi dan menjelaskan proses legislasi. Seluruh perkembangan diulasnya secara transparan dan dapat diakses publik melalui situs pribadinya.

Saturday, 26 October 2013

Nama Jokowi Hilang dari Survei

Beragam survei menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai topik utama pemberitaan. Pada satu waktu karena posisinya yang selalu merajai survei, belakangan namanya "hilang" dari deretan kandidat yang layak menjadi calon presiden dalam sebuah survei.

"Metodologi survei clear, tapi motifnya dipertanyakan (ketika nama Jokowi hilang)," komentar Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Bambang Wuryanto, Jumat (25/10/2013). Menurut dia, pada kondisi saat ini, layak diduga ada motif tertentu bila sampai nama Jokowi tak masuk bursa kandidat yang layak diperhitungkan.

Meski demikian, Bambang menegaskan PDI Perjuangan tak akan terprovokasi oleh survei yang mana pun, baik yang melambungkan nama Jokowi maupun yang menghapusnya dari daftar kandidat. "Jadi, kalaupun ada provokasi dari survei, silakan saja," kata dia.

Mungkin saja, ujar Bambang, di antara semua survei yang hasilnya dirilis sampai saat ini, terselip upaya membangun persepsi untuk kepentingan tertentu. Barangkali, ujar dia, bagi kelompok atau kepentingan tertentu, persepsi dinilai lebih penting daripada realita.

Capres wacana - Pada Minggu (20/10/2013), peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, tingginya elektabilitas Jokowi bukan jaminan ia akan diusung menjadi calon presiden pada 2014. Berdasarkan survei terbaru LSI, peluang PDI Perjuangan menjadikan Jokowi sebagai capres sangat kecil dan condong hanya sebagai wacana belaka. 

Adjie menjelaskan, kecilnya peluang Jokowi menjadi capres karena mantan Wali Kota Solo itu bukan termasuk pimpinan di struktural PDI Perjuangan. Dari pengalaman pada Pemilu 2004 dan 2009, partai politik cenderung mengusung ketua umum atau pengurus struktural sebagai capresnya.

"Jokowi hanya menjadi capres wacana. Jokowi bukan pemimpin struktural partai yang nasib pencapresannya tergantung pada kebaikan orang (Megawati) atau koalisi partai lain di luar PDI-P," kata Adjie.

Sebagai alternatifnya, kata dia, Jokowi berpeluang besar untuk diusung sebagai calon wakil presiden. Dengan elektabilitas yang di atas rata-rata, sosok Jokowi dianggap mampu mendongkrak perolehan suara capres yang didampinginya. 

Survei LSI ini dilakukan pada 12 September-5 Oktober 2013. Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden awal sebanyak 1.200 responden. Proses wawancara menggunakan kuesioner dan tatap muka dengan margin of error sekitar 2,9 persen. Sumber dana yang dikeluarkan untuk membiayai survei berasal dari internal LSI.

Saturday, 19 October 2013

Setahun Jokowi-Ahok, Survei: 97,5 % Publik Puas


Setahun Jokowi-Ahok, Survei: 97,5 % Publik Puas

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Indo Barometer mengungkapkan, 97,5 persen publik Jakarta menilai Gubernur DKI Joko Widodo sudah bekerja keras. "Sebanyak 21,5 persen bilang sangat bekerja keras, 76 persen bilang cukup bekerja keras," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, saat rilis survei di Hotel Kartika Chandra, Kamis, 17 Oktober 2013. (Baca juga: Setahun Gubernur: Ini Kisah-kisah Lucu Jokowi)

Dia melanjutkan, tingkat penerimaan publik terhadap program yang belum dijalankan Jokowi mencapai 80 persen. Di antara mereka, 36,6 persen responden mengaku maklum program belum terlaksana karena menganggap tahun pertama lebih banyak dihabiskan untuk perencanaan. Sebanyak 16,3 persen menerima karena alasan saat Jokowi memerintah, APBD telah disahkan sehingga ia tak bisa berbuat apa-apa kecuali meneruskan dan menjalankan APBD. (Baca: Setahun Jokowi-Ahok, Pendidikan Banyak Masalah)

Sedangkan alasan 20,3 persen responden lain, pada tahun pertama lebih banyak dipakai untuk koordinasi dan konsolidasi pemerintahan. Adapun 26,8 persen lain berkata proyek pembangunan tidak bisa terburu-buru, harus direncanakan matang.

Sementara, jumlah yang bersikap sebaliknya, tak bisa menerima program Jokowi belum terwujud, sebanyak 11,5 persen responden. Sebanyak 47,8 persen dari mereka beralasan, masyarakat butuh program yang konkret dan segera. Sedangkan 28,3 persen menyebut persoalan DKI sudah sangat berat dan butuh penanganan cepat.

Sisanya, 4,3 persen tak terima karena bagi mereka waktu satu tahun sudah cukup untuk memulai proyek pembangunan. Adapun 19,6 persen beralasan, itu janji Jokowi saat kampanye pilkada.

Meski ada yang tak puas, hasil survei menunjukkan bahwa lebih banyak responden mendukung Jokowi. Sebanyak 81 persen menyebut Jokowi sudah menjalankan janji kampanye. Sedangkan 10 persen ragu-ragu dan 4,5 persen menyatakan Jokowi belum menjalankan janjinya. Tak berhenti di situ, 88 persen publik menyatakan yakin Jokowi akan menjadi gubernur yang berhasil. (Baca: Survei: Jokowi-Ahok Sering Dengar Aspirasi Warga)

Survei Indo Barometer berjudul "Setahun Jokowi-Basuki dan Evaluasi Kinerja Menurut Publik Jakarta" digelar 4-10 Oktober 2013 di DKI. Teknik pengumpulan data dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden 400 orang. Margin of error sebesar kurang-lebih 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

TEMPO.COJakarta
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/18/231522637/Setahun-Jokowi-Ahok-Survei-975--Publik-Puas