Latest News

Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Tuesday, 4 November 2014

*Sekedar Mengingatkan*

*Sekedar Mengingatkan*

di-Kuasainya MPR, DPR & Alat Kelengkapan Dewan (AKD) oleh KMP, banyak menimbulkan berbagai macam SPEKULASI. Diantaranya adalah :
1. Sbg tempat utk BERLINDUNG. (kita tahulah, mereka banyak Org2 yg bermasalah).
2. Sbg pelampiasan utk BALAS DENDAM. Sebab, Dendamnya bukan semabarang Dendam. Dendamnya adalah DENDAM KESUMAT.
3. Sbg alat TAWAR/NEGO agar mendapatkan berbagai macam PROYEK dari Pemerintahan Jokowi-JK. Maklum, Abraham Samad kan pernah bilang: anggota dewan itu adalah "PERAMPOK yg MAHIR", "PENJAHAT yg PROFESIONAL".
4. utk MENGGOYANG Pemerintahan Jokowi-JK dgn Mengganjal Program2 Jokowi-JK yg Pro Rakyat.
5. menciptakan OPINI kpd masyarakat bahwa Perbuatannya adalah Benar, yg tlah dilakukannya adalah berdasarkan Undang-Undang/Legal, dgn berlindung dibalik UUMD3.
Kalo smuanya itu BENAR. Ato salah satu poin tsb diatas itu BENAR. Maka, FUNGSI anggota dewan sbg WAKIL RAKYAT perlu D-I-P-E-R-T-A-N-Y-A-K-A-N.
Rakyat berhak MENCABUT MANDAT itu, sebab :
1. DPR bukan milik KIH maupun KMP. DPR adalah RUMAH RAKYAT !!!
2. mandat sbg WAKIL RAKYAT bisa DICABUT !!!
Ingat ! Kedaulatan ada ditangan RAKYAT. Bukan ditangan KIH juga bukan ditangan KMP. Jokowi-JK hanya menjalankan AMANAT dari Rakyat utk MENGELOLA Republik ini selama 5 Tahun.
Sbg Anak Bangsa...jgnlah berdiam diri...jgnlah hanya sbg penonton. Marilah kita berbuat/berfikir/berdoa utk mencarikan JALAN KELUAR nya, agar Bangsa ini kedepannya LEBIH BAIK, amin.
Wassalam...Ayooo Semangaaat...!!!

Slurce FB 
Fariji Lacak
Fariji Lacak

Thursday, 11 September 2014

Menebak Nasib Koalisi Merah Putih


Menebak Nasib Koalisi Merah Putih


Salah satu hal yang menarik di tengah hiruk pikuk presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK beberapa waktu lalu adalah manuver partai-partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (selanjutnya KMP) pascakekalahan Prabowo-Hatta di MK. Beberapa waktu lalu partai-partai politik yang tergabung dalam KMP tersebut mendeklarasikan diri membentuk koalisi permanen. Pembentukan koalisi permanen itu sendiri memunculkan pertanyaan dari banyak pihak soal apakah koalisi permanen itu mungkin?
Pada dasarnya koalisi partai politik mempunyai dua tujuan utama, yaitu, pertama,menggalang kekuatan dan dukungan dalam mengusung serta memenangkan seorang calon. Kedua,  memperkuat posisi pemerintah serta mengamankan jalannya suatu pemerintahan. Artinya, koalisi tersebut mesti bertujuan untuk memeroleh dukungan politis atas berbagai kebijakan dan keputusan pemerintah/presiden. Koalisi yang kuat memungkinkan presiden dapat menjalankan pemerintahan dengan baik. Koalisi tanpa tujuan untuk merebut kekuasaan dan mengamankan proses suatu pemerintahan sangat tidak mungkin.
Koalisi juga dilihat sebagai suatu persekutuan atau gabungan beberapa unsur yang dalam kerja sama memiliki kepentingan masing-masing. Persekutuan seperti ini bersifat sementara dan mempunyai asas manfaat di dalamnya. Unsur kepentingan tersebut seperti merebut kekuasaan, sementara unsur manfaat seperti memperkuat posisi suatu pemerintahan. Inilah faktor penentu suatu koalisi. Karena itu, ketika suatu koalisi kalah dalam pertarungan perebutan kekuasaan, maka dapat dipastikan koalisi tersebut akan bubar.
Dalam konteks Indonesia dengan sistem presidensial yang mana posisi DPR memunyai pengaruh yang kuat, koalisi tersebut mutlak diperlukan. Suatu pemerintahan yang didukung oleh anggota dewan yang kuat niscaya memudahkan presiden dalam mengambil keputusan/kebijakan. Karena itu, suatu pemerintahan akan semakin kuat dan kokoh bila didukung oleh koalisi yang kuat dan kokoh.
Koalisi partai politik bukanlah sesuatu yang otomatis. Dan, bertahan tidaknya suatu koalisi sangat tergantung dari tercapai tidaknya tujuan yang dikejar (kekuasan). Karena itu, koalisi yang kalah dalam pertarungan dapat dipastikan akan segera bubar. Dengan demikian, KMP yang menyatakan diri sebagai koalisi permanen, tidak akan berumur panjang.
Paling tidak ada tiga hal yang menarik disimak dari KMP. Pertama, sebelum tanggal 9 Juli yang lalu KMP sangat solid. Namun, setelah KPU menetapkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang pemilu, beberapa partai penyokong koalisi ini (Demokrat, Golkar, dan PPP) mulai merapat ke kubu Jokowi-JK. Manuver putar haluan partai KMP pimpinan partai Gerindra tersebut semakin jelas pascaMahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh gugatan Prabowo-Hatta. Agung Laksono dan Siswono Yudho Husodo (Golkar) misalnya, menyatakan siap bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK. Apalagi partai Golkar berencana mengadakan musyawarah nasional yang disinyalir menjadi kesempatan untuk menggulingkan Aburizal Bakrie yang dianggap gagal.
Kedua, beberapa anggota partai penyokong KMP secara terbuka mengakui kemenangan pasangan Jokowi-JK setelah melihat hasil perhitungan sejumlah lembaga survei serta rekapitulasi data yang masuk oleh KPU. Politisi muda PAN, Hanafi Rais, misalnya, memberikan ucapan selamat kepada pasangan Jokowi-JK. Hanafi menyatakan bahwa Jokowi-JK adalah pasangan yang akan memegang tampuk kepemimpinan Indonesia untuk 5 tahun mendatang (Liputan6.com/20/7/2014). Hal ini menunjukkan tidak adanya kekompakan di antara partai pendukung KMP.
Ketiga, mundurnya Mahfud MD sebagai ketua pemenangan Prabowo-Hatta. Mundurnya Mahfud bukan tidak mungkin menjadi pukulan telak bagi kubu Prabowo, pasalnya mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut mundur di tengah upaya Prabowo-Hatta menggugat keputusan KPU ke MK. Mahfud sendiri menegaskan bahwa gugatan kubu Prabowo-Hatta tidak didukung oleh data yang valid, sehingga akan sangat sulit dikabulkan oleh MK. Menanggapi pernyataan Mahfud tersebut, sekretaris tim pemenangan Prabowo-Hatta, Idrus Marham, menegaskan bahwa KMP sama sekali tidak mempercayai Mahfud MD. Mahfud pun dicurigai sebagai orang yang sengaja disisipkan ke dalam kubu Prabowo-Hatta. Kenyataan tersebut bisa menjadi pratanda keruntuhan KMP. Karena itu, kematian koalisi ini hanya tinggal menghitung hari.
Hemat saya, ada beberapa sebab KMP tidak akan bertahan lama. Pertama, terjadi ‘perpecahan’ antara Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa. Perpecahan ini dapat dibaca dari perbedaan sikap antara Hatta Rajasa dengan Prabowo Subianto terhadap keputusan MK. Setelah MK memutuskan menolak seluruh gugatan Prabowo-Hatta, Prabowo disebut marah-marah. Sikap Prabowo tersebut menimbulkan tanda tanya yang besar dalam diri Hatta Rajasa. Hatta yang sudah bulat menerima apapun keputusan MK bersungut-sungut dan mempertanyakan sikap Prabowo dengan mengatakan, “Sampai kapan begini terus?” Reaksi Hatta sangat wajar sebab Prabowo berkali-kali menegaskan akan menerima apapun keputusan MK.
Kedua, Prabowo tidak menunjukkan sikap seorang negarawan dalam menerima keputusan MK. Prabowo juga menuding ketua-ketua partai penyokong KMP telah berkhianat dan mendukung Jokowi-JK. Hal ini tentu akan berujung pada hilangnya daya tarik Prabowo terhadap partai penyokong KMP. Pada gilirannya beberapa partai penyokongnya akan merapat ke kubu Jokowi-JK.
Ketiga, kubu Jokowi-JK membuka pintu bagi partai KMP untuk bergabung. Tawaran dari kubu Jokowi-JK bukan tidak mungkin membuat beberapa partai yang selama ini menunjukkan gelagat lompat pagar akan segera menyeberang ke kubu Jokowi. Bahkan beberapa partai disebut sudah melakukan pendekatan dengan kubu Jokowi-JK.
Keempat, KMP tidak dibangun atas ideologi yang sama. Pengamat politik CSIS, J. Kristiadi menegaskan bahwa KMP lebih dibangun atas dasar pragmatisme politis. Idealnya, koalisi antara partai politik terjadi antara partai berideologi sama. Koalisi tanpa berbasiskan ideologi yang sama hanya akan memunculkan kepentingan yang pragmatis. Inilah model koalisi nol orientasi. Koalisi seperti ini akan mengalami kematian sebelum waktunya dan inilah yang akan dialami oleh KMP.*

Benny Obon
Mahasiswa Filsafat pada STF Ledalero

Sunday, 7 September 2014

Waspada, Boneka Mafia Migas di sekeliling Jokowi!

Waspada, Boneka Mafia Migas di sekeliling Jokowi!


Keinginan Jokowi untuk memberantas mafia migas dan pertambangan tampaknya hanya menjadi "lelucon" yang tak lucu di siang bolong. Mengapa demikian? Jawabanya adalah karena Jokowi saat ini dikelilingi oleh sekelompok "boneka menteri" titipan dari "mafia-mafia" yang justru ingin diberantas oleh sang presiden terpilih.

Sekali lagi Rakyat terpaksa harus mengucapkan "Salam Gigit Jari" buat pak presiden. Tidak Percaya? silahkan simak rekam jejak para kandidat menteri ESDM di sekeliling Jokowi :


1. Tri Haryo Indiawan Soesilo

Tri Haryo Indiawan Soesilo alias Hengky adalah mantan Dirut PT Rekayasa Industri ini untuk menjadi Calon Menteri ESDM. Tri Haryo merupakan alumnus dari ITB dan kini menjabat President & CEOSupreme Energy yang menginduk pada perusahaan milik Mr. Mohammad Reza Chalid dari Global Energy Resources (GER). Reza Chalid terkenal sebagai the God Father Para Mafia Minyak

Simak penuturan @ratuadil berikut terkait sepak terjang Tri Haryo Indiawan baik sebagai Direktur Utama PT Rekayasa Industri hingga akhirnya dipecat dari posisi Komisaris Pertamina oleh Dahlan Iskan.

http://chirpstory.com/li/8167

Selain itu Tri Haryo yang juga anak mantan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Soesilo Soedarman muncul karena PETRAL yang notabene dijadikan ladang sekaligus tempat pencucian uang oleh mafia migas membackup habis mantan Komisaris Pertamina tersebut.

Lewat Umar Said dan sejumlah kepanjangan tangan Riza Chalid yang berkumpul di KataData, mereka merancang skenario untuk memunculkan nama-nama jagoan mereka lewat pemberitaan dan pencitraan positif.  ((http://katadata.co.id/berita/2014/08/13/berani-lawan-mafia-ini-calon-alternatif-menteri-esdm)

Skenario ini disusun paska pemberitaan massif soal pertemuan “Rumah Polonia” dan terlemparnya nama Tri Haryo dari bursa usulan Menteri Jokowi Center. Jadi Tri Haryo dicitrakan berani melawan mafia migas agar Mafia sebenarnya selamat dari “sasaran tembak” Jokowi!

2. Karen Agustiawan

Mantan Dirut Pertamina ini mendadak “dangdut” alias mundur dari periode kedua jabatan Dirut Pertamina yang didudukinya sejak 2009. Dianggap sukses sebagai Dirut BUMN Minyak oleh pemerintahan SBY, Karen yang berlatar belakang pendidikan ITB dan Amerika (Dua institusi penguasa kementrian ESDM sejak era Orde Baru) ternyata memiliki rekam jejak yang “mengerikan” jika memimpin Kementrian ESDM.

Diplot sebagai boneka titipan perusahaan minyak AS, EXXON dan Chevron, Karen yang cerdas dan sejak awal dididik di MobilOil cocok menjadi boneka kepanjangan tangan kartel minyak AS di negeri ini.

Buktinya selama dipimpin oleh Karen, ada dua peristiwa penting di sektor migas terkait dengan Exxon. Pertama, pengambilalihan Blok Cepu oleh ExxonMobil. Kedua, kasus (sengketa) kontrak Exxon di Blok Natuna. Untuk yang kedua, pihak pemerintah bersengketa dengan kontrak ExxonMobil yang masanya berakhir tanggal 9 Januari 2009 (DetikFinance, 18 Januari 2009, 12.18). dan dua-duanya berakhir dengan kemanngan Exxon dan kerugian untuk bangsa dan negara.

Simak cerita lengkapnya disini : http://leo4kusuma.blogspot.com/2009/02/pertamina-di-bawah-kepemimpinan-karen.html#.VArrDWO0eHY

Menghilangnya Karen pasca mundur dari Dirut Pertamina sebenarnya adalah kamuflase sekaligus bentuk pencitraan terdzolimi yang dibuat AS. Padahal Karen menghilang untuk menghadiri serangkaian “Fit and Proper Test” dan briefing agar Karen bisa diselamatkan dari jerat KPK dalam kasus suap SKK Migas sekaligus menjadi figure idola kandidat Menteri ESDM cabinet Jokowi-JK.

3. Ari Soemarno

Kakak kandung Kepala Kantor Transisi ini masuk lewat pengaruh sang adik yang dominan di kubu Jokowi, Rini Soemarno. Namun harus diingat bahwa mantan Dirut Petral (2003) dan Dirut Pertamina (2006-2009) ini adalah “The Real Mafia Migas” ! Kalau anda ingat Petral sebagai lumbung uang para mafia migas maka Ari Soemarno pernah menjadi kepalanya! Dan bahkan menjadi Dirut Pertamina yang merupakan ujung pangkal kekuasaan di lingkar mafia migas.

Parahnya kedekatan Jusuf Kalla dengan sang “Mafioso” saat kongkalikong konversi minyak tanah ke gas pada era SBY membuat posisi Ari Soemarno seolah tidak tergoyahkan sebagai kandidat Menteri ESDM.

Ceritanya Pada 2006 JK mengusulkan konversi dari minyak tanah ke LPG, dimana proyeknya terbukti rawan korupsi. Konversi minyak tanah ke LPG, JK sebagai pengambil keputusan siapa yg berhak produksi GAS 3 kg itu. Kemudian ia menangkan sendiri perusahaannya Bukaka grup dan Kalla grup sebagai pemenang tender pemerintah,cerdik bukan

Disitulah peran sang Mafioso, JK bekerja sama dengan Ari Soemarno (mantan dirut pertamina 2006-2009) jg mantan Dirut Petral pada 2003. Ari Soemarno adalah orang yang memuluskan proyek GAS 3kg JK,jadi secara telak konversi itu dikuasai oleh perusahaan JK.  Berawal dari Dirut Petral akhirnya ia mengembangkan mafia bisnisnya sendiri,hingga menjadi Dirut Pertamina 2006-2009
http://ttgindo.wordpress.com/2014/07/12/kongkalikong-antara-jusuf-kalla-dan-mafia-migas/

Disitulah Ari Soemarno tersandung kasus impor minyak Zatapi. Menurut audit BPK, negara dirugikan ratusan miliar karena mengimpor minyak Zatapi . Versi Pertamina, justru mampu menghemat 3 juta dolar Amerika. Empat orang jajaran Direksi pertamina, ditahan dan dicekal, juga pimpinan Gold Manor, perusahaan pemenang tender. Namun sekali lagi bisa ditebak, Ari Soemarno selamat!  (http://www.majalahtambang.com/detail_berita.php?category=5&newsnr=818)

4. Kurtubi

Pengamat perminyakan ini kerap menjadi referensi bagi media untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di lingkup bisnis migas negeri ini. Sebagai lulusan UI, Kurtubi bukanlah golongan generasi elit di lingkar Kementrian ESDM, tak heran meski sempat menjadi salah satu komisaris Pertamina, karier Kurtubi di BUMN Minyak tersebut tak berumur panjang.

Namun darimana lulusan Fakultas Ekonomi UI ini bisa fasih soal pertambangan dan migas?. Ternyata semua dimulai saat ia mengambil kuliah S2 dan S3 di Colorado, AS. Hasilnya Kurtubi pun masuk dalam jajaran komisaris PT Newmont Nusa Tenggara dan duduk sebagai Komisaris di PT Pertamina dalam kurun waktu yang bersamaan. Yah pada tahun yang sama 2007.

Kurtubi masuk ke Kantor Transisi lewat jaringannya di Partai NasDem yaitu Akbar Faisal, politisi lintas partai yang kehadirannya di Kantor Transisi ternyata tidak seijin Surya Paloh Ketum Nasdem.

Lantas apa kepentingan Akbar dan yang utama Kurtubi? Tidak lain dan tidak bukan menjalankan agenda yang selama ini di lakoninya yakni menjadi boneka Newmont di Birokrasi dan berharap Jokowi terbuai dengan pandangannya yang “mengaburkan” selama ini sebagai pengamat.

Kurtubi kerap dipakai oleh Newmont untuk membela bisnisnya di negeri ini. Tidak hanya itu Kutubi diduga juga menjadi agen ganda bagi para petinggi Petral dan Jajaran penguasa di Pertamina untuk memuluskan kritiknya terhadap kebijakan yang merugikan para “Mafioso” di lingkar Pertamina

5. Tumiran

Anggota dewan Energi Nasional ini merupakan akademisi dari UGM. Sepintas dia memang hanya terlihat sebagai seorang yang bersih karena tidak pernah terlibat dalam birokrasi praktis baik dalam perusahaan maupun pemerintahan. Namun jangan salah, sebagai pakar kelistrikan lulusan Universitas Saitama Jepang , Tumiran yang juga Guru Besar FT UGM ini ternyata menjadi pelindung bagi “MAFIA LISTRIK” di negeri ini.
Rekomendasi yang dikeluarkannya bahwa SUTET (Saluran Udara Tegangan Tinggi) tidak berbahaya (http://www.suaramerdeka.com/harian/0604/12/ked01.htm) ternyata merupakan pesanan dari kelompok Jusuf Kalla dan Bakrie yang menjadi kontraktor pembangunan SUTET di sepanjang Sulawesi.  (http://dongants.wordpress.com/2009/04/06/sutet-dan-mafia-bisnis-pln/)

Munculnya nama Tumiran sendiri merupakan upaya kelompok Bakrie dan Jusuf Kalla untuk mengamankan tender proyek pembangunan tower listrik Jawa-Bali (http://www.isuenergi.com/pln-tender-ulang-sutet-menara-eiffel/) dan sejumlah rencana pengembangan listrik kawasan Indonesia Timur.

Tumiran yang satu almamater dengan Jokowi, menjadi salah satu “Boneka kesayangan” para Mafia Listrik untuk digadang-gadang menjadi Menteri ESDM atau minimal Dirut PLN di era pemerintaha n Jokowi-JK ke depan.

 

6. Raden Priyono

Raden Priyono adalah mantan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) sejak 2008 hingga dibubarkan pada 2012. Nama Raden Priyono diusulkan oleh anggota Tim Pemenangan Jokowi, yakni mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono yang jelas bermasalah karena disinyalir terlibat pembunuhan almarhum Munir.

(http://katadata.co.id/berita/2014/08/07/raden-priyono-dan-ari-soemarno-calon-kuat-menteri-esdm)

Salah satu kasus yang menyeret Priyono adalah terlibat dalam skandal korupsi pengadaan kapal angkutan migas Joko Tole yang merugikan negara sebesar Rp 7 triliun.
(http://www.lensaindonesia.com/2013/11/13/icw-desak-kpk-bongkar-mark-up-sewa-hotel-mulia-dan-joko-tole.html)

Dugaan mark-up sewa kapal FPU (Floating Production Unit) BW Jokotole ini melibatkan Kangean Energy Indonesia Ltd. yang merupakan anak perusahaan PT Energi Mega Persada Tbk, unit usaha Grup Bakrie selaku kontraktor kontrak kerjasama (KKS) proyek Terang Sirasun Batur, Blok Kangean, Jawa Timur.

BW Joko Tole diperuntukkan sebagai penunjang fasilitas produksi proyek Migas Terang Sirasun Batur yang berlokasi di perairan Timur Madura. Dari Kapal Joko Tole ini, gas dialirkan ke konsumen melalui East Java Gas Pipe Line. Untuk konsumen domestik di Jawa Timur, antara lain PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar 130 juta standar kaki kubik per hari, Petrokimia Gresik 65 juta standar kaki kubik per hari, Pertagas sebanyak 100 juta standar kaki kubik per hari, dan Indogas sebesar 20 juta standar kaki kubik per hari.

Kapal ini berkapasitas kompresi gas sebesar 340 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan fasilitas penampung minyak sebesar 2.200 barel per hari.

Sewa BW Joko Tole sebagaimana data yang ada senilai USD 870 juta, termasuk operating coast selama 14 tahun dari BW Offshore, perusahaan yang berbasis di Norwegia.

Kapal ini diresmikan di Galangan Kapal Sembawang, Singapura 17 Maret 2012 silam dihadiri R. Priyono, Presiden dan General Manager Kangean Energy Indonesia Ltd Junichi Matsumoto, Managing Director Sembawang PK Ong, serta CEO BW Offshore Carl Arnet.

Pembuatan kapal ini diduga hanya menghabiskan dana USD 100 juta. Kapal Joko Tole ini merupakan eks BW Genie yang diproduksi tahun 1988. Pengerjaan peralatan produksi yang berada di kapal Joko Tole dilakukan di Batam. Di Singapura, hanya tinggal melakukan proses penempatannya di atas kapal.

Penyewaan kapal Joko Tole menjadi pertanyaan besar. Sebab, berdasarkan studi, mestinya bisa membangun pipa yang biayanya lebih murah hanya sekitar Rp 150 miliar.

Praktis, dengan memilih sewa kapal, investasi bisa berkali lipat. Sewa kapal yang semula 5 tahun dan 10 tahun diperpanjang menjadi 14 tahun, harga sewa senilai USD 400 juta menjadi USD 870 juta dan terakhir menjadi USD 1,2 miliar. Diduga ada mark-up mencapai USD 700 juta atau setara dengan Rp 7 triliun. Semuanya masuk coast recovery yang ditanggung negara, setara skandal Bank Century Rp 6,7 triliun.

7. Evita Legowo

Mantan Dirjen Migas Kementrian ESDM ini memang sudah cukup berumur (63 tahun). Namun sosoknya cukup kuat bagi para rekanan Kementrian ESDM. Selama 5 tahun memimpin Dirjen Migas KESDM sekaligus Komisaris Pertamina, Evita yang pernah ditugaskan di Lemigas dan ladang minyak Cepu ini dipandang cukup mengetahui alur transaksi minyak dan gas indonesia dari hulu hingga hilir. Sehingga akhirnya Prabowo memilih memunculkan namanya sebagai "titipan" untuk Kabinet Jokowi-JK.

Lewat siapa? ini yang menarik. Adalah sosok mantan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yang saat ini bernama SKK Migas, Kardaya Warnika yang juga caleg Gerindra yang menjadi kepanjangan tangan Prabowo untuk masuk ke Evita Legowo.

(http://finance.detik.com/read/2014/06/25/094909/2618530/1034/dukung-prabowo-hatta-ini-alasan-eks-kepala-bp-migas)

Kenapa? Karena Evita sudah lama bekerjasama dengan mafia di internal Pertamina dan Kementrian ESDM untuk melakukan markup-markup dan penyelewengan di lingkup tender-tender pertamina seperti pada kasus "sewa FSRU atau terminal LNG terapung dari pihak ketiga hampir Rp 600 M. Dimana  Fee untuk direksi Pertamina dijamin lebih US$ 5 juta atau Rp. 60 miliar.

Sulitkah KPK  menangkap mafia gas itu? Tidak! dalam kasus FSRU atau terminal LNG terapung Dirjen Migas Evita H Legowo yang bikin perencanaan,  Evita H Legowo tahu persis siapa pelaku korupsi, modus, berapa ratus miliar kerugian negara.

8. Susilo Siswoutomo

Susilo merupakan lulusan Mechanical Engineering-Solar Refrigration Institut Teknologi Bandung angkatan 1970. Susilo selama 33 tahun menghabiskan karier di ExxonMobil dan memutuskan pensiun pada tahun 2006 dengan posisi akhir Land Task Force Manager. Setelah pensiun, ia menjadi penasihat ahli di Mobil Cepu Limited, lalu pada November 2007-Maret 2010, ditarik ke BPMIGAS (sekarang SKK Migas) menjadi penasihat ahli Wakil Kepala BP Migas. Pada 2011, Susilo juga menjabat sebagai Kepala Pengawasan dan Pengendalian Proyek Pengembangan Lapangan Abadi, Blok Masela.

Selama Tugas di BP MIGAS, Susilo Siswoutomo menggunakan kewenangannya sebagai pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di dalam menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia untuk menggandengkan  ExxonMobil dengan , PT Pertamina EP Cepu mengelola Proyek Banyu Urip. Untuk meloloskan proyek inilah ExxonMobil memberikan uang pelicin sebesar 1 juta USD kepada Susilo Siswoutomo atas jasa nya.

Saat Jero Wacik ditunjuk menjadi Menteri ESDM, ia diangkat menjadi staf khusus, karena Jero wacik awam soal permainan di dunia migas. Semenjak jadi staf khusus ini lah Susilo menjadi tangan kanan untuk 

9. Koentoro Mangkusubroto

Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia di akhir era Orde Baru ini sudah malang melintang di lingkup ESDM sejak usai menyelesaikan studinya. Sempat menjadi Dirjen, dan akhirnya diangkat oleh Soeharto menjadi Menteri Kabinet Pembangunan VI ini dimana semua perusahaan kontrak karya asing mendapat perpanjangan kontrak, Koentoro seolah tidak bisa dilepaskan dari lingkar kekuasaan hingga detik ini.

 Setelah tidak menjadi menteri ia diangkat menjadi Direktur Utama PLN pada tahun 2000 - 2001 dimana PLN merugi 32 Triliyun tanpa ada pertanggung jawaban. Ia pernah menjabat juga sebagai Kepala Badan Pelaksana - BRR Aceh-Nias yang menunggak pembayaran kepada kontraktor sebesar 35 milyar.
 
Kedekatan Koentoro dengan keluarga Cendana tersebut membuat ia selalu menjadi “orang dalam” bagi Siti Hardijanti Roekmana dan keluarganya (baca kasus busang yang melibatkan Tutut, Koentoro dan Sigit- http://tempo.co.id/ang/min/01/40/utama.htm). Termasuk saat Jokowi terpilih menjadi presiden. Skenario cadangan yang melibatkan peran sang “Mafia Tambang” yang terlatih pun disusun. Sejumlah pertemuan “tidak terdata” namun tercium saat putra Soeharto (Tommy) mulai melancarkan serangan terhadap kubu yang ingin memberantas mafia di kementrian esdm.  (http://www.tempo.co/read/news/2014/08/31/078603413/Tommy-Soeharto-Jangan-Sok-Pintar-Soal-Subsidi-BBM) (*)

Source : http://m.kompasiana.com/post/read/677614/2/waspada-boneka-mafia-migas-di-sekeliling-jokowi.html

Sunday, 17 August 2014

Pilpres Selesai, Saatnya Rekonsiliasi

Pilpres Selesai, Saatnya Rekonsiliasi thumbnail

Pilpres Selesai, Saatnya Rekonsiliasi

Pemilu Presiden 2014 tercatat sebagai pemilihan presiden paling ketat sepanjang sejarah pemilihan presiden langsung di Indonesia. Selama masa kampanye, bangsa Indonesia seakan terbelah menjadi dua kubu yang saling berhadapan. Setelah penetapan presiden dan wakil presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum, publik pun berharap ketegangan politik mengendur dan proses rekonsiliasi dapat dibangun kembali.
Harapan publik terhadap proses rekonsiliasi pasca pilpres itu terungkap dalam jajak pendapat Kompas yang dilakukan tiga pekan lalu.
Hampir tiga perempat responden menaruh harapan terhadap kemampuan presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-JK untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional.
Harapan itu tak hanya digantungkan oleh publik secara umum, tetapi juga oleh para pemilih Prabowo-Hatta. Hampir separuh responden yang memilih Prabowo-Hatta juga berharap Jokowi-JK mampu merangkul kelompok Prabowo-Hatta yang kini mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.
Harapan itu wajar dikemukakan responden jajak pendapat ini mengingat proses pemilihan presiden kali ini cukup menguras energi publik. Pesta demokrasi yang seharusnya memperkuat persatuan nyaris menciptakan perpecahan.
Pada pilpres tahun ini, perbedaan pandangan dan pilihan tidak hanya berlangsung di kalangan elite politik, tokoh agama, kelompok profesional, pekerja seni, mahasiswa, ataupun anak muda umumnya, tetapi juga merasuk pula ke ranah rumah tangga. Cukup banyak keluarga yang anggotanya terbelah sebagai pendukung capres-cawapres nomor urut 1 dan nomor urut 2. Fenomena tersebut secara umum tecermin dari menurunnya toleransi masyarakat terhadap perbedaan pilihan politik dan ideologi.
Pada jajak pendapat kali ini, responden yang menjawab toleransi masyarakat terhadap perbedaan pilihan politik semakin baik hanya disuarakan oleh 48 persen.
Proporsi ini lebih rendah dibandingkan hasil jajak pendapat pada Agustus 2013 lalu, yang tercatat masih berada pada kisaran 53 persen.
Penurunan tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh cukup tajamnya polarisasi pendukung kedua kubu dalam Pemilu Presiden 2014.
Polarisasi
Di tingkat elite, pengelompokan pendukung tampak nyata terutama di level pejabat publik. Sebanyak sembilan menteri tercatat dalam tim pemenangan capres-cawapres. Tujuh menteri masuk tim pemenangan Prabowo-Hatta dan dua lainnya masuk tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla. Satu menteri lagi, yaitu Menteri BUMN Dahlan Iskan, menyatakan mendukung Jokowi-JK.
Sementara jumlah kepala daerah yang mengajukan cuti untuk kampanye presiden sebanyak 10 kepala daerah (Kompas, 3/6/2014).
Kampanye hitam yang merebak selama masa kampanye pilpres yang diikuti dua pasang capres-cawapres dengan mudah membuat masyarakat terbelah ke dalam dua kubu pendukung capres.
Isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang diangkat sebagai materi kampanye menyinggung secara langsung realitas kehidupan bersama bangsa Indonesia. Masyarakat terbelah ke dalam kelompok berdasarkan SARA.
Dalam jajak pendapat akhir Mei lalu terungkap, kampanye hitam juga berpotensi memicu kebencian antarpendukung capres. Sebagian besar (61,6 persen) responden khawatir dengan hal ini. Lebih jauh, 64 persen responden menuturkan, kampanye hitam yang gencar dilakukan bisa memicu konflik terbuka antarpendukung capres.
Sayangnya, polarisasi dalam pilpres kali ini tak hanya berlangsung pada masa kampanye ataupun saat pencoblosan, tetapi berlanjut hingga pengumuman penetapan pemenang pilpres oleh KPU.
Selama masa kampanye, masyarakat terbelah menjadi dua kubu masing-masing dengan argumen ataupun promosi tentang para kandidat pilihannya.
Saat pencoblosan, polarisasi tidak berhenti. Hal ini terutama dipicu hasil hitung cepat pilpres. Delapan lembaga survei menyatakan Jokowi-JK memenangi pilpres. Sementara empat lembaga survei lainnya menyatakan sebaliknya.
Perbedaan ini membawa konsekuensi politik dan akademik yang cukup serius. Dari aspek akademik penelitian, hasil hitung cepat yang dikeluarkan empat lembaga survei mengakibatkan munculnya keraguan akan validitas data ataupun kredibilitas lembaga.
Dari aspek politik, perbedaan hasil hitung cepat itu juga semakin mempertajam pertentangan di antara dua kubu pendukung. Polarisasi terus diperkuat dengan klaim kemenangan oleh kedua kubu.
Berbeda dengan gegap gempita klaim kemenangan kedua kubu capres, masyarakat di akar rumput justru mengkhawatirkan munculnya gesekan antarkelompok. Kekhawatiran itu disuarakan tiga dari 10 responden jajak pendapat.
Kekhawatiran terbesar yang disuarakan responden adalah akan terjadinya kerusuhan dan kekacauan jelang pengumuman resmi hasil rekapitulasi suara nasional oleh KPU. Meskipun kekhawatiran itu tidak terbukti, keinginan masyarakat untuk rekonsiliasi sangat diharapkan.
Rekonsiliasi elite buruk
Seusai pengumuman hasil penghitungan suara oleh KPU, hingga saat ini, baik Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK belum pernah bertemu dan berbicara. Keputusan Prabowo Subianto membentuk tim Perjuangan Merah Putih untuk Kebenaran dan Keadilan dan mengajukan gugatan hukum ke MK dipandang oleh publik sebagai salah satu kendala dilakukannya rekonsiliasi.
Dua dari sepuluh responden menyatakan, rekonsiliasi di tingkat elite politik masih buruk. Hanya 15 persen responden yang menyatakan sebaliknya.
Terkait dengan langkah Prabowo mengajukan gugatan ke MK, hanya dua dari 10 responden yang sependapat dengan langkah tersebut dan hanya segelintir (3 persen) responden yang setuju dengan langkah Prabowo sebelumnya yang menarik diri dari proses pilpres.
Lebih dari separuh responden justru berharap kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebaiknya menerima hasil pemilihan presiden yang telah diumumkan KPU.
Betapapun langkah yang dilakukan pasangan capres-cawapres nomor urut 1 ini dapat dibenarkan secara konstitusi, upaya tersebut justru semakin menguatkan kesan di publik bahwa salah satu kandidat hanya siap menang, tetapi tidak siap kalah.
Sebanyak 24 persen responden menilai proses rekonsiliasi antara calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK lebih buruk dan hanya 19 persen yang menyatakan lebih baik.
Sebenarnya, ajakan rekonsiliasi telah diupayakan Presiden Yudhoyono dengan mengundang keduanya ke Istana Negara sebelum penetapan pemenang pilpres oleh KPU. Untuk upaya ini, hampir seluruh responden memberikan apresiasinya.
Selain itu, publik juga melihat bahwa kubu pemenang pilpres telah ikut berupaya mewujudkan rekonsiliasi. Pidato pertama Jokowi setelah dinyatakan sebagai presiden terpilih oleh KPU dinilai oleh publik sebagai bentuk pendidikan politik yang penting.
Bagaimanapun, proses rekonsiliasi tidak mungkin hanya dilakukan sepihak. Kesediaan kedua pihak untuk menerima hasil Pilpres 2014 yang telah mendapatkan kekuatan hukum yang bersifat final dan mengikat nanti oleh MK akan membuktikan sikap demokratis yang sesungguhnya, yang bukan slogan belaka.
Antonius Purwanto, Litbang Kompas

Source : http://indonesia.ucanews.com/2014/08/13/pilpres-selesai-saatnya-rekonsiliasi/

Polri rintis Sekolah Toleransi Nasional

Polri rintis Sekolah Toleransi Nasional thumbnail

Brigjen Pol Boy Rafli Amar

Polri rintis Sekolah Toleransi Nasional

Kepolisian Negara Republik Indonesia mulai merintis Pencanangan Nasional Sekolah Toleransi dalam rangka meningkatkan semangat nasionalisme pelajar.
“Saat ini sedang ramai isu keberadaan kelompok radikal untuk merekrut pelajar jadi anggotanya. Sebagai bentuk respons Polri, kami mengambil langkah antisipasi dalam bentuk Sekolah Toleransi berbentuk kegiatan berdasarkan Pancasila,” kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Drs Ronny Sompie dalam sambutannya yang disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Div Humas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar, di Bekasi, Kamis.
Sekolah Toleransi rintisan perdana diterapkan di SMAN 13 Kota Bekasi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/8) melalui penandatanganan plakat oleh Perwakilan Mabes Polri dan Pemerintah Kota Bekasi.
Menurut dia, Polri menargetkan akan ada 400 hingga 500 sekolah per tahun yang akan menerapkan program serupa di Indonesia.
“Program ini menghadirkan dokter-dokter Pacasila dari kalangan pelajar yang akan mengobati segala bentuk keluhan pasiennya dengan resep yang telah terrangkum dalam setiap butir Pancasila,” katanya.
Dalam praktiknya, kata dia, Sekolah Toleransi merupakan pengembangan dari Bimbingan Konseling sekolah yang memungkinkan siswa menjalin komunikasi tidak hanya sebatas pada rekannya, tetapi juga kepolisian, pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan lainnya.
“Para dokter Pancasila itu akan diberikan pemahaman dan ilmu seputar menangani persoalan umum pada masyarakat oleh para praktisi terkait,” katanya.
Menanggapi program tersebut, Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu mengaku bangga SMAN 13 terpilih sebagai sekolah perdana penerapan program tersebut di Indonesia.
“Saya bangga Kota Bekasi menjadi proyek percontohan sebagai bentuk amanah untuk menyebarkan kebaikan ke sekolah lainnya,” katanya.
Dikatakan Syaikhu, Sekolah Toleransi ini diyakini dapat menangkal perilaku radikal yang belakangan marak di tengah anak muda, khususnya kaum pelajar. “Sebab, yang menjadi fondasi dari penyembuhannya adalah pengenalan butir Pancasila sejak dini,” katanya. (Suara Pembaruan, Antara)
Foto: republika.co.id
Source : http://indonesia.ucanews.com/2014/08/14/polri-rintis-sekolah-toleransi-nasional/

Friday, 15 August 2014

PEMERASAN,PEMAKSAAN,PENGANCAMAN KEPADA ORANG LAIN TERMASUK KATEGORI PERBUATAN PREMANISME


PEMERASAN,PEMAKSAAN,PENGANCAMAN KEPADA ORANG LAIN TERMASUK KATEGORI PERBUATAN PREMANISME ( DIT BINMAS Polda Metro Jaya )

Monday, 10 February 2014

Rakyat Bersatu Mendukung Jokowi



Source : FB Sabar Mangadu
KAbupaten Tangerang 
https://www.facebook.com/groups/561809653903122/?fref=ts

“Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam politik sangat mempengaruhi maju mundurnya satu bangsa ataupun negara “

Bung Leo

 “Kesadaran dan partisipasi aktif 


masyarakat dalam politik sangat 


mempengaruhi maju mundurnya satu 


bangsa ataupun negara “


“Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam politik sangat mempengaruhi maju mundurnya satu bangsa ataupun negara “ ****
Invite Teman2 Anda sebanyak mungkin. Yakin kan teman2 anda, kenapa JOKOWI adalah yg Terbaik dari semua Capres yg ada.

Apabila JOKOWI menjadi RI 1 pada Periode 2014 -2019 . Andaikata RAPBN 2014 -2019 yang akan bernilai lebih kurang 10 000 Trilliun di kelola secara TRANSPARANS dan JOKOWI menggandeng KPK dan BPK dan Me Reformasi Birokrasi di Seluruh Propinsi Indonesia .... , Maka kebocoran APBN yg cukup tinggi yaitu lebih kurang 30 % berarti Kebocoran senilai 3300 Tilliun Rupiah, bisa di selamat kan.

Dari Dana yg Bocor tsb Indonesia bisa membayar UTANG LN nya sekaligus. Dan masih ada Dana senilai lebih kurang 1300 Trilliun Rupiah yg bisa di gunakan untuk mensejahterakan Rakyat, Membangun SEA WALL di Ibukota senilai 250 Trilliun tanpa utang LN. Semua itu hanya dengan DANA 3300 Trilliun yang selama ini menguap hilang di KORUPSI .

KETIKA JOKOWI TERPILIH MENJADI RI 1 2014 , Ibukota DKI JAKARTA akan di pimpin oleh Gubernur nya BASUKI ( AHOK ) dan dia akan bisa lebih Cepat mem Bangun DKI JAKARTA dengan Perintah / Instruksi Presiden , Tdk akan ada Menteri yg berani me RECOKIN Sang Gubernur, sehingga Ibukota DKI JAKARTA menjadi MERCUSUAR Nusantara.

Kita bisa Jauh Lebih Hebat dari MALAYSIA. 19.03.13


Source : FB Bung Leo

https://www.facebook.com/groups/Jokowi.Indonesiabaru/245360212313949/?comment_id=245485535634750&notif_t=group_comment_reply

Sunday, 9 February 2014

Fenomena Jokowi-Ahok itu menyentil otak orang Indonesia



Fenomena Jokowi-Ahok itu menyentil 

otak orang Indonesia

Fenomena Jokowi-Ahok itu menyentil otak orang Indonesia yang bodoh, elitis, sok religius, penuh rasisme dan stereotype. jahat.

Kerjasama Jokowi yang Islam dan Ahok yang Kristen berjalan lancar, Jokowi yang Jawa bisa akur sama Ahok yang Cina, Jokowi Jawa yang suka musik heavy metal, Ahok Cina yang suka dangdut, Jokowi Ahok orang kaya hasil kerja keras sendiri dan tidak sok kaya dengan main golf
 atau bermewah-mewah

Jokowi yang bangga dengan kendesoannya memimpin orang-orang sombong elitis kota yang buang sampah aja masih sembarangan. Ahok orang Cina Kristen yang memimpin dengan tegas ala Umar bin Khatab membawahi umat Islam yang rasis primordial seperti kaum Quraisy

Jokowi Ahok itu peringatan nyata kepada manusia Indonesia, bahwa kejahatan sejak dalam pikiran mereka selama ini salah. Aliansi strategis nan manis ala Jokowi Ahok adalah pionir kerjasama lintas agama, lintas ras, lintas sektor, yang akan membangun manusia menjadi satu Indonesia, satu manusia, sejahtera dan rukun bersama.

Source : FB Bayu Saylendra

Tuesday, 4 February 2014

Tempat Pengumpulan Tanda Tangan Petisi Pendukung JOKOWI




Iki lo jagoanku pilpres ning 2014,,,gak 

neko2,jujur & ora mmperkaya dirinya

sendiri...

Source : FB Gempildidik Milanisti



Rakyat Indonesia sendiri yang akan 

mengawal Bapak Jokowi menuju RI 1.

Merdeka !

Source : FB Lulu Ilvani



Source : FB Perdana Putra


The Best


ADA PERTANYAAN MENARIK DARI SEORANG GADIS KECIL KEPADA JOKOWI…

SIMAK DEHH!

Ada pemandangan menarik terjadi ketika Gubernur DKI Jakarta melakukan peninjauan pengerjaan kampung deret di Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (3/1/2014) siang.

Tiba-tiba Seorang gadis cilik berusia kira-kira 12 tahun yang duduk di kelas 6 SD di sebuah sekolah dasar di kawasan kelurahan Gandaria menghampiri Jokowi yang sedang melakukan pengecekan pengerjaan pemukiman kampung deret.
Tanpa sungkan, gadis kecil yang tidak mau menyebutkan namanya itu, bertanya pada sang gubernur.

"Pak, mau tanya memang biaya ujian bayar, ya?," tanya si anak kepada Jokowi sambil mendekat.

Jokowi yang awalnya sedang memandang ke arah pengerjaan bangunan kampung deret, lantas mengalihkan pandangan ke anak yang bertanya itu. "Bayar, knapa?," tanya Jokowi meminta penjelasan.
Anak kelas 6 SD ini lalu menceritakan masalahnya ke mantan Walikota Solo itu tentang biaya-biaya sekolah yang membebani orang tuanya. Setelah mendengar penjelasan dari gadis kecil itu, Jokowi lantas meminta kepada ajudannya untuk mencatat permasalah tersebut.

"Nanti ya saya tanyakan," ujar Jokowi kepada gadis cilik itu sambil memanggil ajudannya untuk menanyai lebih lanjut.

Ajudan Jokowi sempat mencatat nomor telephone gadis kecil yang memberi laporan itu. Saat mengunjungi kawasan Gandaria untuk melakukan pengecekan pengerjaan kampung deret. Jokowi sempat beberapa kali didatangi warga yang hendak bersalaman atau pun melontarkan keluh kesahnya kepada sang Gubernur Jakarta ini.

KALAU PEJABAT ITU YG DATANG MENTERI BERANI GAK GADIS KECIL ITU DATANG MENGHAPIRI DAN BERTANYA GAK YAHH?

KALAU YG DATANG SBY KIRA KIRA DI ATUR TIDAK YG MAU BERTANYA DAN DIBUATKAN SINETRON DI LOKASI TERSEBUT?

T E R H A R U U U U !!!


Source : FB Pak Figo Saja

Thursday, 30 January 2014

MASIH RAGU KALAU JOKOWI TERKENAL DI SELURUH PENJURU TANAH AIR ???



MASIH RAGU KALAU JOKOWI TERKENAL 

DI SELURUH PENJURU TANAH AIR ???


PERJUANGAN HILARIUS LOEY WARGA NTT DEMI CALON PRESIDEN PUJAANNYA, H. Ir. JOKO WIDODO.

MASIH RAGU KALAU JOKOWI TERKENAL DI SELURUH PENJURU TANAH AIR ???

Sosok Jokowi yang sederhana menjadi daya tarik tersendiri, tak hanya bagi warga ibu kota tapi daerah lainnya. Hal itu pula yang dirasakan Hilarius Loey, warga Nusa Tenggara Timur yang tergabung dalam Komunitas Likuray 200 NTT.
Sebagai bentuk kecintaannya, dia rela terbang dari kampung halamannya ke Jakarta hanya demi mendukung Jokowi maju di Pilpres Juli mendatang.

"Kami melihat Jokowi itu sudah menyatu dengan rakyat. Kita melihat fakta yang terjadi saat ini. Kita berkesimpulan bahwa dia layak jadi pemimpin," ujar Hilarius, di markas relawan For Jokowi di The Proklamasi Mansion, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, (26/1).
Tak hanya itu, besok dia akan melakukan dan mengirimkan surat ke DPD PDIP NTT untuk sepakat mendukung Jokowi.

"Sekitar 500 orang kita akan konvoi, alasan kita melakukan hal tersebut karena melihat Jokowi itu mencintai rakyat dan mengambil keputusan dengan tepat. Karena itu kita dorong jadi Presiden," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Jubir Forjokowi Dave Revano, mendesak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk tak ragu mengusung Jokowi sebagai capres.

"Sudah punya track record beliau itu. Kinerjanya bagus. Saya keliling Indonesia, mereka hanya cuma mau Jokowi jadi presiden. Jokowi memimpin Indonesia, saya yakin Indonesia akan sejahtera," klaimnya.

Bila PDIP memilih sosok lain, dia yakin jutaan rakyat akan kecewa pada PDIP. "Kalau tidak mendaftarkan, rakyat akan kecewa," katanya

Apa yg bisa lakukan untuk mendukung JOKOWI untuk maju sebagai CAPRES?
kisah di atas Real dan mengharukan brow and sist!


Source : FB Pak Figo Saja

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=3832564630191&set=gm.241270199389617&type=1&theater

Monday, 27 January 2014

"Gerakan Nasional Rakyat Mencapreskan Jokowi Langsung"



"Gerakan Nasional Rakyat Mencapreskan Jokowi Langsung"

Melihat antusiasme masyarakat medan yg ikut berpartisipasi pada acara Pengumpulan Petisi Dukungan Jokowi Presiden RI yg diadakan di Medan-Sumut kemarin, aku sungguh beberapa kali merasa merinding2 sedap...karena dari situ aku melihat satu pesan simbolik dari suara hati masyarakat luas yg merindukan pemimpin negeri berikutnya adl seorang Jokowi. Mulai dari masyarakat kelas wong cilik spt pedagang asongan, ibu2 petugas pembersih jalan, dan abang2 tukang becak. Masyarakat kelas menengah spt anak2 Punk, komunitas sepeda, komunitas sepeda motor, hingga kelas atas spt komunitas pecinta anjing, mahasiswa, dokter, dan pengusaha, semua lapisan masyarakat terlihat dengan suka rela memberikan dukungannya.

Acara sederhana yg dimulai sejak pukul enam pagi hingga pukul sebelas itu sukses besar untuk mengukur suara dukungan rakyat sumut terhadap Gerakan Nasional Mencapreskan Jokowi sbg Presiden RI 2014 oleh Masyarakat Langsung. Delapan orang Relawan yang bekerja di hari minggu 26 januari kemarin itu pun merasa puas menyaksikan animo masyarakat hari itu. Ada begitu banyak kesaksian langsung yg terekam melalui foto maupun video ttg alasan2 dari masyarakat itu mengapa mereka mencintai dan memberikan dukungannya pada Jokowi. Masyarakat kelas bawah menyatakan alasan2nya dengan bahasa yg sederhana spt "pak Jokowi itu orang baik, orang yang tulus, pekerja keras, peduli rakyat kecil" dstnya. Sedangkan masyarakat kelas menengah-atas memberikan alasan2 yg lebih kritis spt "Pak Jokowi itu adl pemimpin yg punya kemampuan utk mensinergikan berbagai elemen masyarakat maupun birokrat, pemimpin yang paham masalah2 fundamental dari negeri ini, pemimpin yg mengerti geopolitik maupun psikologi massa, pemimpin yang dalam kesederhanaannya memiliki kekuatan diri/ketegasan yg seteguh karang, pemimpin yang dengan cara2 sederhana mampu memecahkan persoalan2 sosial kemasyarakatan baik dalam bidang ekonomi maupun budaya" dan masih banyak lagi alasan2 atas dukungan mereka terhadapnya.

Fenomena Jokowi memang sudah kehendak alam, ia muncul dari bawah karena bekerja memperjuangkan kaum bawah, kaum pinggiran, para wong cilik dengan ekonomi kerakyatannya sehingga mata dunia dan mata hati rakyatpunpun lalu mengapresiasinya, mengulas dan membedah kinerjanya, dan akhirnya mengganjarnya dengan berbagai penghargaan. Menjadi walikota terbaik ketiga dunia 2012 oleh situs worldmayor.com dibawah Wali Kota Bilbao, Spanyol, Inaki Azkuna, dan Wali Kota Perth, Australia, Lisa Scaffidi. Tiga wali kota terbaik itu dipilih dari sekitar 910 nominasi wali kota di seluruh dunia. Azkuna terpilih karena berhasil mengubah Bilbao, kota industri yang pamornya menurun di kawasan utara Spanyol, menjadi sebuah pusat wisata dan pusat seni di Provinsi Basque. Ia juga berhasil menjadikan Bilbao sbg kota yang bebas utang. Di bawah Azkuna, tak ada lagi utang sejak 2011. Kini, kota itu hanya memiliki utang baru untuk proyek-proyek khusus. Sedangkan Joko Widodo. Gubernur DKI Jakarta ini mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya sebagai Wali Kota Surakarta. Ketika memimpin Solo, Jokowi dinilai berhasil mengubah kota yang rentan kriminalitas menjadi pusat seni dan budaya yang mulai menjadi tujuan wisata dunia.

Seni dan budaya memang dua hal yg menjadi prioritas Jokowi dimanapun ia bertugas, baik disolo maupun di jakarta ia mampu membuat terobosan2 dan mengangkat pamor kedua kota tsb di dua hal tsb. Sebagai seorang pemimpin yang dikenal menyukai musik Rock dan memahami kekuatan potensi budaya2 lokal, maka wajar jika ia mampu memajukan dua bidang tersebut dimanapun ia diposisikan. Dan jika masyarakat luas mampu mendudukan Jokowi sbg Presiden RI berikutnya nanti, maka Seni Budaya nusantara pasti akan beliau rawat serta angkat naik ke pentas dunia.

Selain seni dan budaya, ekonomi kerakyatannya yg lebih fokus utk membangun pasar2 tradisional utk menguatkan ekonomi masyarakat kelas bawah, para petani, nelayan dan para pengrajin2 kecil pun menjadi hal yg sangat diapresiasi oleh masyarakat medan, itu terlihat ketika saya dan teman2 yg secara bergantian "memanggil2 serta memanas2i mereka" melalui pengeras suara berkata,

"Ayo bapak2 dan ibu2, abang2 tukang becak serta saudara2ku semuanya warga medan, mari kita lakukan Revolusi yg tanpa darah dan air mata, Revolusi Konstitusional dengan mencapreskan Jokowi, kalau para pejuang kemerdekaan dulu berjuang dengan meneteskan darah dan air matanya, maka kita kini berjuang hanya dengan membubuhkan satu tanda tangan saja, ayo kita satukan tekad utk mencapreskan Jokowi sbg presiden kita".

Saat itu kebetulan ada 3 becak motor yg lewat didepan lapak kami, mereka merapat dan lalu turunlah beberapa inang2 yg menjadi penumpangnya, lalu salah seorang dari inang2 itu berkata sambil mulutnya mengunyah sirih,

"Kalau kalian mau mencari pendukung jokowi, datanglah ke pajak sentral, disana seluruh pedagang adl para pendukung Jokowi"

Setelah ia membubuhkan tanda tangannya serta mengisi form petisi, kamipun mewawancarai rombongan kecil tsb...inang2 yg ternyata para pedagang kecil di pasar sentral serta abang2 becak yg mengantarnya, dan berjanji akan datang ke pasar sentral satu hari nanti (agenda berikutnya). Dalam wawancara tersebut, nande2/inang2 perengge-rengge atau ibu2 pedagang pasar sentral tsb mengungkapkan bahwa klaimnya atas dukungan besar terhadap jokowi dari para pedagang pasar tradisional di kota medan ini adl karena mereka menyaksikan perubahan pasar2 tradisional di kota Solo selama kepemimpinan Jokowi, hingga merekapun ingin agar pasar2 tradisional di kota medan pun menjadi spt itu.

Begitulah sepenggal kisah menarik dari begitu banyak kisah menarik yang terjadi di acara "Gerakan Nasional Petisi Pencapresan Jokowi Presiden" kemarin. Kisah2 menarik yang menjadi bukti nyata atas Fenomena Jokowi yg terjadi saat ini. Kisah2 yg menjelaskan mengapa Ketokohan Jokowi mengalahkan Tokoh2 lainnya dalam survey2 capres 2014, karena ternyata Jokowi menjadi Fenomenal oleh karena kerja2 nyatanya dalam mengangkat harkat dan martabat kaum kecil, kaum kecil yg menjadi penopang kelas menengah-atas...Jokowi adl org yg paham ekonomi yg sehat itu haruslah ekonomi yg menguatkan masyarakat kelas bawahnya, sebab jika masyarakat kelas bawah kuat maka otomatis kelas menengah-atasnyapun akan semakin kuat juga.

Bravo Medan-Sumatera Utara, Bravo Indonesia Baru....Selamat pagi teman2ku semua dan,

Ayo kita sukseskan "Gerakan Nasional Rakyat Mencapreskan Jokowi Langsung" melalui petisi dukungan spt ini....Merdekaa...!!!


Source : FB Yulius Leonarta Tarigan
Yulius Leonarta Tarigan