Latest News

Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Sunday, 31 August 2014

" Hidupku Yang Sengsaraaaaaa, Penuuuuuh Dengan Penderitaaan"



Suarat Teman dari Face Book mengatakan :
 " Pilih diantara 2 teman,tarik harta pejabat yg korupsi ato cabut subsidi pindahkan ke hal diatas,gimana komentar teman2,jwb dg tepat dan cepat sblm jatuh korban! "

Sunday, 17 August 2014

HUT Ke-69 RI, Basuki Ingin Tidak Ada Lagi Korupsi

Basuki Tjahaja Purnama. [www.tempo.co]
Basuki Tjahaja Purnama. [www.tempo.co]

HUT Ke-69 RI, Basuki Ingin Tidak Ada Lagi Korupsi

[JAKARTA] Di Hari  Ulang Tahun (HUT) ke-69 RI, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama berharap tidak ada lagi korupsi di Indonesia.

 "Harapan saya supaya tidak ada lagi korupsi. Akar masalah di Indonesia semuanya itu adalah korupsi sebetulnya," ujar Basuki usai upacara peringatan HUT ke-69 RI di Lapangan Silang Monas Barat Daya, Jakarta Pusat, Minggu (17/8).

 Selain itu, katanya, di usia ke-69 Indonesia ini juga harus ada Undang Undang (UU) untuk pembuktian harta terbalik. Utamanya adalah untuk persyaratan menjadi pejabat.

 "Itu harus berlaku di Indonesia. Jadi siapapun yang menjadi pejabat, harus ditelusuri dari mana harta-harta mereka dapatkan," pungkasnya. [D-14/L-8]


Source : http://www.suarapembaruan.com/home/hut-ke-69-ri-basuki-ingin-tidak-ada-lagi-korupsi/62205


Saturday, 2 August 2014

Yuk Ikut Memilih Menteri Kabinet Jokowi - JK
Tribunnews/Herudin
Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla melambaikan tangan sambil usai menyampaikan pidato di atas kapal pinisi Hati Buana Setia, di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Selasa (22/7/2014). Jokowi - JK memberikan salam tiga jari perlambang sila ketiga Pancasila, yakni Persatuan Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Yuk Ikut Memilih Menteri Kabinet Jokowi - JK


laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand WS
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI terpilih Joko Widodo mulai menjaring calon menteri dengan melibatkan khalayak ramai. Caranya, Gubernur DKI Jakarta itu menyusun 34 pos kementerian, lalu mencantumkan nama tiga kandidat menteri pasa masing-masing kementerian.
Nama-nama ini diumumkan melalui sosial media untuk dipilih para netizen dalam format poling digital. Selain nama yang sudah tercantum, warga dibolehkan pula mengusulkan nama kandidat menteri disukainya.
Joko Widodo membenarkan meminta masukan dari masyarakat mengenai siapa yang pantas kabinetnya. Masyarakat dapat memberi masukan lewat FB. "Minta masukan kan enggak apa-apa," ujar Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (24/7).
Poling atau usulan digital diunggah menggunakan aplikasi Google forms. Bagi anda yang berminat memilih atau mengusulkan nama calon menteri, silakan isi aplikasi berikut ini.
Sejauh ini, telah tercantum 102 nama kandidat menteri, masing-masing pos kementerian diisi tiga nama kandidat. Jokowi menyelaraskan pos kementerian yang akan dia pimpin dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Undang-undang ini membatasi jumlah maksimum kementerian adalah 34.
Berdasarkan aplikasi yang dipublikasi Jokowi Center, nama Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Puan Maharani masuk dalam bursa kabinet Jokowi yang ditayangkan di jejaring sosial Facebook (FB).
Puan merupakan kandidat Menteri Pemberdayaan dan Perempuan dan bersaing dengan nama dua aktivis perempuan yakni Direktur Rumah Kita Bersama (Rumah Kitab) Lies Marcoes Natsir, serta Koordinator Nasional Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) Nani Zulminarni.
Nama-nama lain yang masuk dalam bursa kabinet di FB tersebut adalah mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal Budiman dan Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adi Prasetyo. Nama Budiman berada di posisi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan bersama Jenderal TNI Moeldoko (Panglima TNI) serta mantan Gubernur DKI yang juga Ketua Umum PKPI Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso.
Berikut 102 nama kandidat yang akan mengisi 34 jabatan menteri atau setingkat menteri kabinte Jokowi - JK.
1. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan: Jenderal TNI Budiman; Jenderal TNI Dr. Moeldoko; Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso
2. Menteri Koordinator Perekonomian: Chairul Tanjung; Prof. Dr.(H.C.) Dahlan Iskan; Gita Irawan Wirjawan
3. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat: Drs. H. A. Muhaimin Iskandar, M.Si; Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE., MSCE; Prof. Dr. Alwi Shihab
4. Menteri Dalam Negeri: Dr. Abraham Samad, S.H., M.H; Dr (HC). Agustin Teras Narang, SH; Prof. Dr. Pratikno, M.Soc. Sc
5. Menteri Luar Negeri: Don K. Marut, MA, M.Phil; Drs. Makmur Keliat, Ph.D; Dr. Raden Mohammad Marty Muliana Natalegawa, M.Phil, B.Sc
6. Menteri Pertahanan: Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc; Mayor Jenderal (Purn) TB Hasanuddin; Jenderal TNI (Purn.) Ryamizard Ryacudu
7. Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM): Dr. Artidjo Alkostar, SH., LLM; Prof. Dr. Saldi Isra, S.H., MPA; Dr. Zainal Arifin Mochtar, SH., LLM
8. Menteri Keuangan: Prof. Dr. Hendrawan Supratikno; DR. Ir. Raden Pardede, Ph.D; Agus Martowardojo
9. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM): Dr. Ir. Arif Budimanta, MSc; Ir. Luluk Sumiarso; Dr. Ir. Tumiran, M.Eng.
10. Menteri Perindustrian: Anton Joenoes Supit; Dr. Poempida Hidayatulloh, B.Eng (Hon), PhD, DIC; Prof. Dr. Ir. Tri Yogi Yuwono, DEA
11. Menteri Perdagangan: Dr. Mari Elka Pangestu, Ph.D; Soetrisno Bachir; Dr. Sri Adiningsih
12. Menteri Pertanian: Arif Wibowo; Prof. Dr. Bustanul Arifin; Dr. Ir. Iman Sugema, M.Sc.
13. Menteri Kehutanan: Prof. Dr Ir. Frans Wanggai; Dr. Mohamad Prakosa; Dr. Satyawan Pudyatmoko, M.Sc
14. Menteri Perhubungan: Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim; Prof. Dr. Tech. Ir. Danang Parikesit M. Sc; Ignasius Jonan
15. Menteri Kelautan dan Perikanan: Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc; Dr. Kadarusman, P.hD; Prof. Dr.Ir. Rokhmin Dahuri, MS.
16. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi: Rieke Dyah Pitaloka; Dr. Rizal Sukma; Wahyu Susilo
17. Menteri Pekerjaan Umum: Dr. Bayu Krisnamurthi, M.Si; Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA; Tri Mumpuni Wiyatno
18. Menteri Kesehatan: Prof. DR. Fasli Jalal; dr. Ribka Tjiptaning; Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D
19. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan; Dr. Hilmar Farid; Yudi Latif, MA, PhD.
20. Menteri Sosial: Dadang Juliantara; Eva Kusuma Sundari; Ir. Hasto Kristiyanto, MM
21. Menteri Agama: Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA; Drs. H. Lukman Hakim Saifudin; Siti Maulida
22. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Garin Nugroho; Jeffrie Geovanie; Mira Lesmana
23. Menteri Komunikasi dan Informatika: Drs. Ferry Mursyidan Baldan; Nezar Patria, MA; Ir. Onno W Purbo. M.Eng, PhD.
24. Menteri Sekretaris Negara: Maruarar Sirait, S.IP; Ir. H. Pramono Anung Wibowo MM; Dr. H. Yuddy Chrisnandi, ME
25. Menteri Riset dan Teknologi: Dr. I Gede Wenten; Dr.Eng. Romi Satria Wahono, B.Eng.,M.Eng; Prof. Yohannes Surya, Ph.D.
26. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM): Abdul Kadir Karding, S.Pi, M.Si; Dra. Khofifah Indar Parawansa; Nusron Wahid, SS.
27. Menteri Pemberdayaan dan Perempuan- Anak: Lies Marcoes Natsir, MA; Nani Zulminarni, MA; Puan Maharani
28. Menteri Lingkungan Hidup: Chalid Muhammad: Charlie Heatubun, Ph.D; Drs. Ir. Dodo Sambodo, MS
29. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Dr. Eko Prasojo; Ir. Tri Rismaharini, M.T; Agung Adi Prasetyo
30. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal: Drs. Akbar Faizal, M.Si; Drs. Andrinof Achir Chaniago, M.Si; Indra Jaya Piliang, SS, M.Si
31. Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional: Aviliani, SE, M.Si; Faisal Basri.,SE.,MA; Dr. Revrisond Baswir
32. Menteri Perumahan Rakyat: Prof. Rhenald Khasali, Ph.D; Prof. Ir. Suprihanto Notodarmojo, Ph.D.; Mochamad Ridwan Kamil, ST, MUD.
33. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN): Dr. Hendri Saparini; Dr. Kurtubi; Emirsyah Satar
34. Menteri Pemuda dan Olahraga: Adhie MS; Anies Rasyid Baswedan Ph.D; Herry Zudianto, SE.Akt, MM. (*)

Source : http://m.tribunnews.com/nasional/2014/07/24/yuk-ikut-memilih-menteri-kabinet-jokowi-jk

Orang Bermasalah Ingin Raih Kekuasaan untuk Dapatkan Rasa Aman

Orang Bermasalah Ingin Raih Kekuasaan untuk Dapatkan Rasa Aman

Warta Kota/Nur Ichsan
Anies Baswedan 

Orang Bermasalah Ingin Raih Kekuasaan untuk Dapatkan Rasa Aman


JAKARTA - Rektor Universitas Paramadina mengatakan, banyak orang yang ingin mendapatkan kekuasaan. Bahkan tak jarang mereka yang inginkan kekuasaan memiliki latar belakang bermasalah.
"Secara umum, orang bermasalah yang ingin kekuasaan tak lain untuk dapatkan rasa aman. Karena orang tidak bermasalah belum tentu ingin jadi penguasa," kata Anies Baswedan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2014).
Anies menuturkan, kondisi berbeda jika seseorang yang ingin berkuasa mengandalkan ide dan gagasan. Menurut Anies, biasanya orang yang berkompetisi mengandalkan ide dan dan gagasan akan menerima jika kalah dalam pertarungan kompetisi perebutkan kekuasaan.
"Kalau orang yang tidak bermasalah bila kalah kompetisi tentu akan bilang 'saya titipkan ide saya'. Orang itu berfikir siapa tahu idenya akan terpakai," ujarnya.
Menurutnya, orang yang menerima kekalahan dan mempercayakan kepada yang mengalahkannya merupakan sebuah kedewasaan demokrasi. Menurutnya, jika orang tidak siap kalah akan mencari jalan untuk menang.
"Kalau di pertandingan sepakbola diibaratkan pihak yang tak mau kalah akan minta waktu tambahan. Jadi nanti tambah terus 45 menit pertama, 45 menit kedua dan akan ditambah sampai pihak tak menerima kekalahan menang," katanya.

Source : http://m.tribunnews.com/nasional/2014/07/26/orang-bermasalah-ingin-raih-kekuasaan-untuk-dapatkan-rasa-aman

Sunday, 25 May 2014

4 Cerita Jokowi ketika masih SMA di Solo

4 Cerita Jokowi ketika masih SMA di Solo

4 Cerita Jokowi ketika masih SMA di Solo


1Jokowi tifus tak
diterima di 
SMA N 1 Solo



Jokowi ketika masih muda sempat mengalami jatuh sakit akibat tak
diterima di sekolah favoritnya. Kala lulus dari SMP Negeri 1 Solo tahun
1978, Jokowi muda sangat berharap sekolah di SMA Negeri 1 Solo.
Selain sekolah favorit, kawan-kawan SMP Jokowi pun melanjutkan
pendidikan di sekolah tersebut.

Akan tetapi ambisi tersebut pupus di tengah jalan, akibat Jokowi
muda gagal dalam mengikuti tes masuk. Jokowi muda terpaksa
mengubah haluan masuk ke SMA Negeri 6 Solo, salah satu
SMA terbaru di Kota Bengawan. Di sekolah itu, Jokowi yang
juga Gubernur DKI Jakarta, menjadi siswa angkatan pertama.

Mahmud Nurwindu, kawan sekelas SMA Jokowi mengungkapkan,
capres PDIP tersebut mengalami sakit tifus saat awal-awal
masuk ke SMA N 6 Solo. Efek dari tak diterima di SMA N 1
Solo yang menjadi idamannya.

"Waktu itu Mas Jokowi sampai nggak masuk seminggu.
Sampai telat mengikuti pelajaran sekolah," kata Nurwindu
kepada merdeka.com, Sabtu (24/5).
2.Jokowi dikenal pelit
Merdeka.com - Jokowi sewaktu muda terkenal pelit. Saat sekolah di 
SMA Negeri 6 Solo Jokowi muda tak pernah mau meminta 
dan memberi contekan kepada kawan-kawannya seangkatan. 
Nurwindu yang mengaku sangat dekat dengan Jokowi menceritakan 
kebiasaan Jokowi tersebut dilakukan tiap mengikuti tes atau 
ujian di sekolah.
"Dia itu enggak bakalan nyontek atau niru jawaban temannya 
kalau ujian. Dia juga pelit, enggak mau ngasih tau jawabannya 
kalau temannya nanya atau enggak bisa ngerjain. Saya yang 
orang dekatnya saja enggak pernah dikasih tahu kalau saya 
enggak bisa ngerjain soal. Dia itu pelit kalau ulangan, tapi 
konsekuen," kata dia , Sabtu (24/5).
Nurwindu menceritakan, setelah lulus dari SMA Negeri 6 Solo, 
dia dan Jokowi sama-sama mendaftar kuliah ke UGM (Universitas 
Gajah Mada) Yogyakarta. Keduanya pun berangkat bersama-sama 
dari Solo, meski dengan kendaraan berbeda. Ketika di Yogyakarta 
keduanya berpisah jalan.
"Dia itu nggak bilang-bilang kalau mau daftar ke Fakultas 
Kehutanan. Padahal saya juga mendaftar ke sana, ternyata 
dia yang diterima, saya tidak. Itulah Jokowi, diam-diam tak 
banyak bicara, ternyata malah berhasil," terang dia.


3 Pendiam dan tak
punya jiwa
kepemimpinan

Jokowi terkenal sebagai sosok yang tegas. Berbagai prestasi
dia torehkan di Ibu Kota. Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar
Tanah Abang dia tertibkan dan pemukiman di pinggir sungai
dia tata lewat konsep kampung deret.

Semua prestasi itu, bertolak belakang dengan keadaan Jokowi
muda yang terkenal sebagai sosok yang tak banyak bicara.
Capres PDIP itu di mata teman-temannya di SMA Negeri 6 Solo,
dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tak banyak cakap.
Kelemahan ini membuatnya tak pernah dipilih sebagai ketua
kelas maupun ketua OSIS.

"Selain jujur, pinter, Jokowi itu sangat pendiam. Tak ada jiwa
kepemimpinan atau sesuatu yang menonjol. Dia juga enggak
pernah jadi ketua kelas atau ketua OSIS," ujar Mahmud Nurwindu,
teman sekelas Jokowi kepada merdeka.com, Sabtu (24/5).


4 Jokowi rangking 1 di kelas

Merdeka.com - Calon presiden Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) Jokowi tak hanya berprestasi di Solo dan
DKI Jakarta. Jokowi muda terkenal berprestasi ketika masih
mengenyam bangku SMA Negeri 6 Solo. Dia mempertahankan
rangking 1 dari kelas 1 sampai kelas 3 SMA.

"Jokowi itu selalu rangking 1 di kelas. Dari kelas 1 sampai kelas 3,
selalu terbaik nilainya. Saya kan selalu sebangku sama dia," ujar
Nurwindu kawan karib Jokowi kepada merdeka.com, Sabtu (24/5).

Selain itu, Mahmud Nurwindu menceritakan, capres PDIP tersebut
sempat mengalami sakit tipus saat awal-awal masuk ke SMA N 6 Solo.
Akan tetapi semangatnya belajar tak pernah surut walaupun
ketinggalan pelajaran karena sakit.

"Waktu itu Mas Jokowi sampai enggak masuk seminggu,
sampai telat mengikuti pelajaran sekolah. Waktu itu pernah
diantar orang tuanya naik sepeda ke rumah saya di Mangkuyudan,
selain tanya pelajaran dia juga pinjam catatan," pungkas dia.
4 Cerita Jokowi ketika masih SMA di Solo
Source : merdeka.com



Monday, 18 November 2013

Basuki: Anda Punya Hak, tetapi Jangan Ganggu Hak Orang Lain!

Basuki: Anda Punya Hak, tetapi Jangan Ganggu Hak Orang Lain!

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, setiap orang memiliki hak sebagai warga negara, termasuk anak-anak yang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Kendati demikian, Basuki mengatakan jangan sampai warga menyalahgunakan hak itu dan justru mengganggu hak orang lain. 

"Saya berhak pakai narkoba, berhak mengambil uang, berhak. Tapi, kenapa tidak boleh? Karena mengganggu hak warga yang lain dan negara itu ada peraturan," tegas Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (15/11/2013). 

Jawabannya itu sebagai reaksi atas pembelaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 35 siswa SMA Negeri 46, Jakarta Selatan, yang telah dikeluarkan dari sekolah karena membajak bus. Bahkan, Basuki mengatakan bahwa subsidi yang diberikan oleh pemerintah di sekolah negeri tidak sepantasnya diterima oleh peserta didik yang hanya "mementingkan otot" dan telah mengganggu hak peserta didik lainnya. 

Basuki pun setuju, di dalam undang-undang, telah diatur bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan. Namun, menurut Basuki, tidak setiap anak mau memakai haknya. 

"Coba bayangkan, di sekolah ada anak yang nakal tapi tidak dihukum, Anda protes enggak sebagai orangtua kepada saya? Di situlah gunanya pemerintah dan sekolah itu ada aturan," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut. 

Apabila masih ada pihak yang terus membela anak-anak nakal itu, menurut Basuki, berarti pihak tersebut telah membiarkan anak-anak baik lainnya untuk terganggu. Semuanya akan merasa bahwa bertengkar, memukul orang, dan membajak adalah sebuah hal yang lumrah, wajar, dan tidak salah. 

"Jadi, maksud saya, kalau Anda mau membela itu dasarnya seperti apa? Kalau begitu, setiap orang punya hak hidup bebas dan penjara dikosongkan," kata dia. 

Pernyataan Basuki terkait dukungannya terhadap pemecatan anak-anak yang terindikasi "calon preman" itu disampaikannya di acara Lokakarya Pembelajaran Implementasi Sekolah Aman Komprehensif, di Balaikota Jakarta, kemarin. Basuki juga menyoroti pentingnya pengawasan lebih dari orangtua kepada anak-anak mereka agar tidak melakukan tindak kriminal dan menularkan kenakalan mereka kepada anak-anak lainnya.
Editor : Ana Shofiana Syatiri
 Source : megapolitan.kompas.com

Friday, 1 March 2013

Jokowi Gusar atas Perilaku WaKepSek

Jokowi Gusar atas Perilaku WaKepSek
Kasus seorang guru yang melakukan pemaksaan melakukan "hal tak pantas" terhadap murid di sebuah sekolah lanjutan atas di Jakarta, sudah sampai ke telinga Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Bahkan Gubernur cukup geram mendengarnya, dan segera memerintahkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta mencopot TF, guru yang juga wakil kepala sekolah tersebut dicopot dari jabatannya jika terbukti melakukan "hal tak pantas".

"Sudah saya cek, sudah saya perintahkan langsung dilepas jabatan wakil kepala sekolah itu. Karena itu sebuah contoh yang tidak baik," kata Jokowi, Jumat (1/3). Jokowi menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi Pemprov DKI saat ini sedang gencar mensosialisasikan pentingnya pendidikan dengan kualitas guru yang baik.

TF diduga melakukan "hal tak pantas" pada muridnya, MA. Namun, saat bertemu Ketua Komnas Perlindungan Anak Aries Merdeka Sirait, TF berkeras membantah tuduhan itu. Bantahan itu disampaikan juga di hadapan MA dan guru lainnya. Menurut TF, kasus ini adalah modus pihak lain untuk menjatuhkan nama baiknya. TF bahkan menuding oknum guru berinisial Y adalah orang di balik kasus ini.

Anehnya bantahan TF itu membuat MA marah. Ia bahkan mengamuk saat mendengar jawaban dari TF. Sambil menangis MA berusaha memukul TF karena dianggap berbohong. Kemarahan MA baru mereda setelah guru dan sejumlah teman menenangkannya. Kasus dugaan "hal tak pantas" di salah satu SMA di Jakarta Timur ini mencuat setelah MA mengaku beberapa kali mengalami perlakuan "hal tak pantas".

Mendengar Ulah Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) berinisial T yang memaksa siswinya MA (17) untuk melakukan "hal tak pantas" membuat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) marah dan memerintahkan kepada pihak terkait untuk segera mencopotnya dari jabatan sebagai Wakepsek, serta jabatannya dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Sudah saya perintahkan lepas jabatan wakil kepala sekolah, guru, karena itu sebuah contoh yang tidak baik dan terakhir kalau benar, harus kita copot, langsung kita copot," ujar Jokowi dengan nada tegas di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2013).

Sementara untuk perlindungan kepada korban, Jokowi menilai hal itu merupakan langkah kedua. Menurutnya, yang paling penting untuk saat ini adalah bagaimana tidak terulang kembali kejadian tersebut dengan mengkonsultasikannya kepada psikolog. "Itu step kedua lah, ini dulu diselesaikan saya harus konsultasi dulu ke banyak pihak ke psikolog," imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang guru yang juga Wakil Kepala Sekolah (Wakepsek) SMA di bilangan Jakarta Timur berinisial T mengancam tidak akan memberi nilai dan ijazah kepada MA (17). Untuk itu dirinya memaksa siswinya itu untuk memuaskan nafsu binatangnya dengan melakukan "hal tak pantas". Tak hanya sekali, guru yang seharusnya menjadi panutan itu memaksa MA memuaskan nafsunya hingga empat kali dalam rentang waktu bulan Juni dan Juli.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendukung sanksi tegas untuk seorang guru di SMAN 22 Jakarta Timur yang memaksa seorang siswinya melakukan "hal tak pantas". Ia berharap kejadian serupa tak terjadi dan berulang di waktu berikutnya. "Sudah saya cek dan perintahkan langsung untuk dilepas jabatan sebagai wakil kepala sekolah dan sebagai guru," kata Jokowi di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2013).

Mantan Wali Kota Surakarta ini melakukan kroscek setelah dirinya mendengar kabar tersebut. Jokowi langsung menelepon Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto untuk memastikannya. "Ini suatu contoh yang sangat tidak baik. Yang paling penting, ini aib dan bagaimana ke depan hal tersebut perlu diperberbaiki jangan sampai terjadi lagi," ujarnya.

Perintah Jokowi ini sudah dijalankan oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto. Taufik mengatakan bahwa guru yang berinisial T itu langsung dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Kepala SMAN 22 sekaligus dibebastugaskan dari profesinya sebagai guru. "Kita tindak tegas. Kita sudah panggil kepala sekolahnya, kita instruksikan agar statusnya sebagai wakil kepala dilepas dan dibebastugaskan per 1 Maret hari ini. Mulai hari ini, dinonaktifkan dari tugasnya sebagai pendidik," kata Taufik.

Taufik berharap wakepsek tersebut menjalani seluruh proses hukum dengan baik setelah dinonaktifkan dan dibebastugaskan dari kewajibannya di sekolah. Taufik mengaku menyayangkan peristiwa tersebut. Tindakan wakepsek itu bukan merupakan contoh yang baik dalam dunia pendidikan. Tindakan yang dilakukan Wakepsek SMAN 22 yang berinisial T (46) baru terungkap setelah siswi berinisial MA (17) yang menjadi korban menceritakannya kepada salah satu guru di sekolah tersebut, dan guru itu kemudian melaporkannya kepada pihak berwajib. - Berbagai Sumber-