Latest News

Showing posts with label Kisah Nyata. Show all posts
Showing posts with label Kisah Nyata. Show all posts

Tuesday, 28 October 2014

REVOLUSI MENTAL ! TAK SATUPUN MAMPU MENGHALANGI. Kabinet Kerja Keras Presiden Jokowi.







TAK SATUPUN YANG MAMPU MENGHALANGI
"Bila Tuhan Menghendaki Matahari Bersinar di INDONESIA"
Salam Semangat - KERJA…!!! KERJA…!!! KERJA…!!!
Rakyat Bersama Kabinet KERJA – JOKOWI –JK.
Salam NKRI.
Lagu: SUSI Pudjiastuti - Susi Air
By, Yamaro.

Source : FB Yamaro


Catatan:



Menteri Kelautan dan Perikanan Ibu Susi Pudjiastuti
lahir pada 15 Januari 1965, pangandaran, Ciamis, Jawa Barat,
Ada yg mengkritiki Ibu Susi,. dengan mengatakan, Pendidikannya kurang, Bertato Phoenix , dan perokok Aktif, (cerutu Kuba adalah rokok kesukaan beliau). tidak seharusnya jadi mentri. skr kita bertanya, yg memiliki gelar S1, S2 & S3. semuanya pada kemana, apa yang telah kalian berikan kepada negara ?.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto "Menteri harus menjadi figur panutan hidup sehat bagi semua anak Indonesia, termasuk tidak menjadi perokok," Senin (27/10).
Lalu Bagai mana dengan tingkah laku Para Mentri-Mentri, para pejabat negara Sebelumnya, yang watak dan kelakuannya gemar melakukan Money Laundering.
beberapa waktu lalu, ketika sy hanya seorang lulusan SMA, tetapi sy mampu menumbangkan seseorang dari lulusan Universitas ternama dengan Gelar S2. (Analisa Perangkat Komputer). Banyak manusia yang sy temui, memiliki gelar segudang, tetapi hanya mampu berteori omong kosong, tapi pelaksaan di lapangan Nol.
ini adalah jabatan yang diduduki Ibu Susi Pudjiastuti:
1. CEO of PT. ASI Pudjiastuti (Marine).
2. CEO of PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air).
3. CEO of PT ASI Pudjiastuti Flying School (Susi Flying School).
4. CEO of PT ASI Geosurvey.
5. Board of Advisor of HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia).
6. Independent Environmental Activist.
7. Ketua Komite Pembangunan UKM Kadin Indonesia
Dan penghargaan yang diterima Ibu Susi Pudjiastuti:
1. People of The Year 2013; by MNC Group Newspaper (Koran Sindo), 2014.
2. Award For Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy; APEC Women and the economy summit (WES),
3. U.S; by APEC, 2011.
4. Ganesha Widya Jasa Aditama Award; by Institut Teknologi Bandung, 2011.
5. The Indonesian Small & Medium Business Entrepreneur Award; by Ministry of Cooperative & SMEs, 2010.
6. Sofyan Ilyas Award, by Ministry of Marine Affair and Fisheries, 2009.
7. The Best Indonesia Berprestasi Award; by PT. Excelcomindo Pratama, 2009.
8. Saudagar Tatar Sunda, by KADIN of West Java, 2008.
9. Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, by Governor of West Java, 2008.
10. Award for Economics, Inspiring Woman Award for Economics; by Metro TV, 2006.
11. Pelopor Ekspor Ikan Laut; by Governor of West Java, 2005.
12. Young Entrepreneur of the Year; by Ernst and Young Indonesia, 2005.
13. Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise; by President of RI, 2005.
14. Pelopor Wisata; by West Java Department of Culture & Tourism, 2004.
15. Purwa Citra Priangan, Peningkatan Kehidupan Nelayan; by Pikiran Rakyat, 2004.

Friday, 12 September 2014

Kisah Bupati Solok "Dipalak" Anggota Dewan Saat Pilkada Melalui DPRD


Kisah Bupati Solok

Kisah Bupati Solok "Dipalak" Anggota Dewan Saat Pilkada Melalui DPRD

Kamis, 11 September 2014
 JAKARTA - Bupati Solok, Sumatera Barat, Syamsu Rahim menceritakan dirinya sewaktu mengikuti pemilihan kepala daerah yang dipilih oleh DPRD. Dirinya harus menyetor uang ke anggota DPRD dan partai pengusungnya agar menang dalam Pilkada.
"Saya sudah berapa kali ikut pemilihan, ketika anggota dewan memilih, itu uang. Partai dibeli, anggota dewan dibeli, akhirnya kalah karena dihimpit oleh orang lain yang lebih besar," kata Syamsu di acara pertemuan pertemuan Apkasi dan Apeksi tolak RUU Pilkada di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (11/9/2014).
Menurut Syamsu, peristiwa anggota DPRD meminta uang terjadi pada 2003 ketika maju sebagai kepala daerah di Sawahlunto. Dirinya diminta uang sebesar Rp250 juta untuk masing-masing anggota DPRD yang memilihnya.
"Karena tidak punya uang, saya kalah. Itu belum partai, belum lagi fraksinya. Dulukan pemilihan itu ada fraksi TNI Polri, Parpol, ketika saya berkoalisi dengan yang bukan partai saya sekarang (Golkar) kita harus membayar kepada mereka," tuturnya.
Dengan demikian, Syamsu yang menjabat Bupati Solok periode 2010-2015 berharap RUU Pilkada tidak disahkan, guna menghindarkan peristiwa-peristiwa seperti tersebut. "Kepala Daerah harus dipilih rakyat, kalau tidak mau kembali ke zaman orde baru," cetusnya.
Syamsu sebelum menjabat sebagai Bupati Solok, dirinya pernah duduk menjadi Wali Kota Solok periode 2005-2010. Saat ini dirinya berpasangan dengan Desra Ediwan Anantanur sebagai Wakil Bupati.

Tuesday, 3 June 2014

Adian Napitupulu: Banyak orang kritik wajah, bukan ucapan gua



Adian Napitupulu: Prabowo jangan tersinggung

Caleg DPR terpilih dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu membuat heboh publik lewat pernyataannya tentang Prabowo Subianto di acara Mata Najwa, Rabu pekan lalu. Aktivis mahasiswa 1998 ini menyebut capres nomor urut satu itu hanya memiliki dua sisi positif: pengurus kuda yang baik dan pemberi harapan kepada banyak perempuan yang ingin menjadi ibu negara.

Kepada merdeka.com, pendukung Jokowi-JK ini mengatakan tidak tahu persis mengapa pernyataannya itu bisa membuat heboh publik, khususnya di media sosial.
"Ya gua bingung, kenapa bisa begitu," ungkap Adian saat ditemui merdeka.com di Posko Perjuangan Rakyat Jokowi-JK, Menteng, Jakarta Pusat kemarin.
Namun yang jelas, kata pria batak ini, followers-nya di Twitter kini bertambah menjadi 17 ribu lebih setelah pernyataan itu di televisi.
"Sebelum Mata Najwa 4.300, sekarang sudah 17.400. Jadi ketambahan 13.000 lebih. Banyak followers, banyak yang mendukung dan banyak yang mencaci maki juga," ujar dia.

Berikut wawancara merdeka.com dengan Adian Napitupulu perihal pernyataan tersebut:

Apakah pernyataan Anda soal 'kuda' dan 'memberi harapan kepada perempuan' itu dipersiapkan sebelumnya?

Tidak ada persiapan. Kan tidak diatur itu. Cuma pertama memang, ketika ditanya tentang Prabowodan keberhasilannya, yang ada dalam kepala gua saat itu dia punya banyak kuda, dengan banyak biaya yang dianggarkan untuk kuda dan beberapa kudanya katanya sempat dipakai untuk pertandingan-pertandingan internasional. Jadi kalau tanya apa yang lo liat tentang Prabowo , ya kuda. Itu aja.

Nah kemudian, ketika didesak lagi, apalagi selain itu. Yang berikutnya yang keluar dari pernyataan gua kan dia memberikan kesempatan kepada banyak wanita untuk jadi ibu negara kan. Itu kan tidak salah, ya gua sampaikan begitu saja karena yang ada di kepala gua itu. Artinya tidak bertendensi untuk menyindir, tidak bertendensi yang lain-lain. Apa yang ada di kepala saya, itu yang saya sampaikan.

Bagi gua kan sebenarnya modal perdebatan, yang paling penting di luar pengetahuan, data dan sebagainya, kan kejujuran dalam melihat persoalan. Mungkin kalau dibanding dengan Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra), gelar dia lebih banyak dari gelar gua, buku dia lebih banyak dari buku gua, mungkin data dia lebih banyak dari data gua, tapi masalahnya mungkin, dalam melihat persoalan mungkin gua lebih jujur dibandingkan dia. Itu yang dia tidak miliki, kejujuran dan objektivitas.

Apa tidak takut kepada Prabowo sudah berbicara seperti itu?

Takut kan kalau kita salah, nah gua kan tidak merasa salah. Kan gua bener, mau nape? Itu fakta kan. Dia memang jago ngurus kuda, ya harus kita akui dong. Harusnya Prabowo menempatkan itu pujian buat dia, jangan tersinggung. Ya bahwa dia memberi banyak kesempatan kepada banyak perempuan untuk berhadap pada dia, ya bener. Jupe aja minta dikawinin sama dia. Tidak ada yang salah dengan pernyataan itu kan? Salahnya di mana? Gua merasa takut kalau gua salah, gua fitnah.

Sekarang ini banyak orang memfitnah Jokowi Kristen, Jokowi China. Nah, mereka yang fitnah aja ga takut, masa gua yang bener takut. Kan harus ada perbandingan, Bos.

Popularitas di media (sosial) ini apakah menjadi modal sosial bagi Anda sebelum masuk Senayan?

Gua sudah terpilih dan menunggu pelantikan ketika Tuhan memberkati ya. Kalau sewaktu masa pencalegan ini mungkin modal sosial, kalau sekarang mungkin tidak. Gua kaget juga, kenapa kayak gitu responsnya ya. Gua justru tertarik kenapa responsnya sebegitu hebohnya. Gua anggap itu sesuatu yang biasa, gaya bicara gua begitu, pada siapa saja. Kemarin gua bicara sama Jokowi aja, Jokowi sampai ngucek-ngucek rambut. Ya mungkin karena gaya bicara gua begitu. Gaya bicara gua, ya gua blak-blakan.

Anda bicara soal apa sampai Jokowi ngucek-ngucek rambut?

Ya banyaklah, ada beberapa hal yang kita perbincangkan waktu itu. 'Kasih saya berpikir' (mengutip gaya Jokowi sambil memeragakan kucek-kucek rambut). Bagi gua dan temen-temen yang kenal gua, itu gaya gua, bukan sesuatu yang gua buat-buat. Emang begitu.

Anda tahu penyebabnya kenapa Anda bisa populer di media sosial?

Ya gua bingung, kenapa bisa begitu. Ada komentar di Facebook sampai 2.000. Ya mungkin saja, jawaban gua orang butuh pernyataan yang tidak mutar-mutar. Orang ini capek dengan retorika politik. Orang mau ya yang langsung saja gitu. Kita sudah susah hidup, sudah susah makan, sudah susah pekerjaan, kita sudah banyak persoalan. Di sisi lain ada pilpres yang kemudian digaungkan oleh media, menyerang setiap isi kepala orang. Di buka televisi pilpres, dibaca koran pilpres dan sebagainya, tiba-tiba di situ ada kejenuhan rakyat ada politisi-politisi yang pintar beretorika, tapi tidak pernah mewakili apa yang ada dalam kepala rakyat. Mungkin pernyataan-pernyataan gua mewakili apa yang ada di kepala mereka, itu saja.

Di DPR nanti, apakah Anda mau mempertahankan gaya komunikasi seperti ini? Bagaimana jika partai melarang?

Ga ada masalah. Kemarin Mas Tjahjo (Kumolo, Sekjen DPP PDIP) BBM gua, dia bilang pertahankan gayamu sangat alami, tidak dibuat-buat. Kemudian, Bang Ara (Maruarar Sirait, Ketua DPP PDIP) menyarankan belajar pakai kemejalah. Kemudian Mas Baskara (Ahmad Basarah, Wasekjen DPP PDIP) menyarankan rambutnya dirapikan. Jadi mereka cuma menyarankan tentang sesuatu yang sifatnya penampilan, baju, rambut, tidak intervensi pada bagaimana gua bicara, cara gua berpikir, data gua.

Gua merasa enjoy di depan, karena tidak dituntut berlebihan oleh DPP. Ya memang itu style gua, ya begitulah. Kenapa Jokowi jadi fenomenal, karena dia jujur. Dan gua pikir, sepertinya itu yang dibutuhkan rakyat. Dia berpakaian seperti itu, dan gua berpakaian seperti itu. 
Source : https://id.berita.yahoo.com/adian-napitupulu-prabowo-jangan-tersinggung-220600664.html


Adian Napitupulu: Banyak orang kritik wajah, bukan ucapan gua

MERDEKA.COM. Selain mendapat pujian, caleg DPR terpilih dari PDIP Adian Napitupulu mengakui tak sedikit kritik bahkan cari maki yang dia terima di media sosial, setelah pernyataannya yang menghebohkan tentang Capres Prabowo Subianto.

Dalam acara Mata Najwa yang tayang di Metro TV, Rabu pekan lalu, Adian menyebut Prabowo hanya memiliki dua sisi positif: pengurus kuda yang baik dan memberi harapan kepada banyak perempuan yang ingin menjadi ibu negara.

"Gua kadang kesel orang tidak mengkritik apa yang gua pikirkan dan gua omongin, tapi kritiknya wajah," kata Adian santai saat ditemui merdeka.com di Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Jokowi-JK, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.

Tokoh Forum Kota (Forkot), gerakan mahasiswa radikal yang ikut menjatuhkan Soeharto, ini mengatakan banyak orang yang mengejeknya dengan muka pemabuk', 'mirip kenek', mirip tukang ojek, dan sebagainya.

"Padahal gua minum alkohol terakhir itu 18 tahun lalu, gue tidak pernah pakai narkoba," ujar dia.

"Mukenya kayak kenek katanya, mukenye kayak tukang ojek. Ya gue bilang mau gimana, ya lahir udah dapat begini. Kalau gue boleh milih ya kayak Brad Pritt. Tapi masa kita protes," kata Adian.

Serangan fisik itu paling banyak didapat Adian di Twitter. "Jahat banget ya," kata Adian yang mengaku santai menghadapi caci maki tersebut.

Kepada salah satu pencacinya, Adian mengatakan pernah menjelaskan. "Muka gue memang tidak tampan, tapi percayalah yang menciptakan itu Tuhan yang sama seperti yang menciptakan elu juga. Artinya, kalau lo hina fisik gua, sebenarnya yang lo hina penciptanya. Karena gua adalah produk Dia, bukan permintan gua," ujar Adian.

Soal giginya yang terlihat tidak beraturan, Adian menyatakan, hal itu tidak lepas dari kekerasan yang pernah dia dapat saat menjadi aktivis jalanan semasa Orde Baru.

"Gua dipukulin kader dan simpatisan Golkar di pemilu terakhir tahun 1997, gua dipukulin habis. Hancur muka gua. Saat itu gua belum berpartai, mereka suruh tunjukkan jari tanda Golkar, gua bilang gua banteng, digebukin gua di bus, diinjak, di situ gigi patah beberapa," kisah Adian.

Tidak hanya itu, Adian juga beberapa kali dia dirinya dipukuli oleh tentara. "Gua dipukulin berkali-kali, sama tentara di Senayan dipukul, ditendang, dipukul pakai lontar. Tapi ya itu risiko perjuanganlah, sama kayak orang naik motor, jatuh luka kan, bukan sesuatu yang istimewa," kata dia.

Thursday, 22 May 2014

Luar Biasa, Inikah Cara Tuhan Melindungi Jokowi?


Luar Biasa, Inikah Cara Tuhan Melindungi Jokowi?


Salam Indonesia HEBAT!
Ketika menulis ini saya benar-benar merinding. Melihat dan merasakan langsung keajaiban Tuhan bagaimana caranya melindungi orang-orang baik dari cengkeraman orang-orang jahat.
Pertama, seusai pilgub DKI Jakarta, Jokowi diingatkan oleh Taufik Kiemas agar menjauhi Prabowo karena dia akan “menggunting dalam lipatan” dan “menusuk dari belakang”. Ternyata peringatan tersebut benar-benar terjadi. Prabowo memanfaatkan kepopuleran Jokowi-Ahok seusai memenangkan pilgub secara fenomenal dengan menebar pencitraan di media seakan-akan kemenangan Jokowi-Ahok adalah jasanya.
Untunglah Taufik Kiemas langsung mengingatkan Jokowi-Ahok. Ditambah lagi klarifikasi JK yang dengan gamblang menjelaskan bagaimana dia meminta Jokowi dan melobi Megawati Soekarnoputri agar Jokowi dicalonkan menjadi gubernur DKI Jakarta. Saat itu bahkan JK berani menjamin di hadapan Megawati bahwa Jokowi pasti menang. Dengan adanya klarifikasi dari JK akhirnya terbuka bahwa Prabowo hanya mendompleng kepopuleran Jokowi-Ahok.Karena faktanya JK adalah orang yang membawa Jokowi dari Solo ke Jakarta, bukan Prabowo.
Dan kini ketika pilpres berlangsung, keajaiban Tuhan dalam melindungi Jokowi dari cengkeraman orang-orang jahat semakin terlihat nyata. Pertama, ketika Jokowi dihadapkan untuk memilih 4 cawapres yaitu Puan Maharani, Abraham Samad, Mahfud MD dan JK, akhirnya Jokowi memilih JK. Tentu ada campur tangan Tuhan dalam keputusan tersebut. Dari pilihan Jokowi tersebut akhirnya rakyat jadi tahu watak asli seorang Mahfud MD yang selama ini tertutupi.
Selama ini, orang tidak pernah percaya terhadap ocehan Akil Muhtar dan Jazuli Abdullah tentang permainan Mahfud MD di pilgub Banten. Kini di pilpres 2014, melalui keputusan Jokowi yang memilih JK akhirnya mata masyarakat menjadi terbuka siapa sesungguhnya Mahfud MD.
Lalu sebelumnya….dalam kisruh PPP, beberapa elit PPP berani mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo sebelum ada rapimnas. Kisruh pun terjadi. HEBOH. Lalu Jokowi dihubungi siapa cawapresnya. Tapi Jokowi memberi jawaban tegas, kalo mau bergabung tanpa syarat silakan masuk, tapi kalo punya syarat macam-macam, maaf saja pintu koalisi sudah ditutupkata Jokowi menjawab pertanyaan PPP tanpa memberi tahu siapa cawapresnya.
Dan jawaban Jokowi yang tegas tanpa tedeng aling-aling tersebut akhirnya memutuskan PPP bergabung ke kubu Prabowo yang dinilai punya tawaran yang lebih baik buat PPP. Kini, tepat hari ini 21 Mei 2014 Tuhan menunjukkan keajaibannya, Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK. Padahal jabatan Suryadharma Ali di Prabowo-Hatta adalah Ketua Dewan Pembina Tim Pemenangan. Kini media bisa membuat judul“Ketua Dewan Pembina tim Pemenangan Prabowo-Hatta Ditetapkan Sebagai Tersangka oleh KPK”.
Bisa dibayangkan, seandainya PPP bergabung ke Jokowi lalu SDA ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK maka betapa susah dan repotnya Jokowi. Dan tentu akan menjatuhkan mental tim relawannya yang selama ini bekerja keras dengan ikhlas.
Peristiwa lain yang semakin membuat saya merinding adalah, Jokowi selalu dikelilingi oleh orang-orang baik sementara Prabowo selalu dikelilingi oleh orang-orang yang bermasalah dan barisan sakit hati.
Di akhir tulisan ini, saya ingin mengutip pernyataan Anies Baswedan sebagai berikut:
“Jokowi orang baik. Tugas kita semua untuk membantu orang baik agar negeri ini menjadi baik. Kalo kita membantu orang yang bermasalah, jangan-jangan kita akan terciprat dan terseret masalahnya”
Pernyataan Anis Baswedan sangat tepat untuk menggambarkan sosok Jokowi dan Prabowo yang saat ini sedang bertarung dalam pilpres. Pertarungan baik dan buruk. Dan sebagai orang baik, tentu sudah menjadi kewajiban saya untuk mendukung orang yang baik.
Source : Bejo Al-bantani/ m.kompasiana.com

Sunday, 16 March 2014

Hanya Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang pernah memberikan dia dua kilogram beras pada dua tahun silam.



Kisah Nyata :Hanya Gubernur DKI Jakarta 

Jokowi yang pernah memberikan dia dua 

kilogram beras pada dua tahun silam.

Detik news JKW4P. Memisahkan beras dari pasir dan kerikil bukan perkara mudah yang dapat dilakukan semua orang. Ada perasaan khawatir berkecamuk di kepala Bu Supri (55) kalau-kalau penyakit datang.

“Ya jangan sampai sakit kalau bisa, kan nggak ada biayanya kalau sakit. Ya harapan saya semoga besok-besok apa-apa murah. Harga murah saja belum tentu saya bisa beli,” kata Supri di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Selasa (11/3/2014)

Beras-beras yang dikumpulkan Supri berwarna kecoklatan karena debu-debu yang melekat. Saat mengayak beras-beras itu tanpa disadari air mata Supri menetes dan dia pun menunduk.


“Buat apa harapan buat orang seperti saya? Perubahan itu terserah saja orang yang ada di depan. Kalau memikirkan kita ya syukur, kalau nggak ya sudah biasa,” tutur Supri sambil menyeka air mata dengan pakaian.

Sosok yang ada di benak Supri hanya Gubernur DKI Jakarta Jokowi yang pernah memberikan dia dua kilogram beras pada dua tahun silam. Baru sosok itu yang dipandang dia dapat menumbuhkan benih-benih harapan yang selama ini dia tanam.

“Kalau pemimpin ya harus memperhatikan semuanya. Kalau rakyat kecil seperti kita berharap apa lagi sih selain makanan? Cuma itu saja sebenarnya yang saya harapkan. Tidak sampai muluk-muluk minta rumah dan pakaian. Syukur-syukur kalau ada,” sebut Supri dengan mata yang masih berkaca-kaca.

Supri masih merasa beruntung tak diusir karena memungut beras di pasar itu. Justru para pedagang beras bersikap baik mangayomi Supri meski pedagang-pedagang itu bukan calon legislatif apalagi eksekutif.

Sesekali Supri diminta mengambil karung beras dari gudang yang letaknya tak jauh dari toko. Dari situ Supri mendapat uang tambahan untuk sekedar membeli lauk.

Bagi Supri sebutir demi sebutir beras lama-lama menjadi seporsi nasi. Bagi Supri pula sedikit demi sedikit perhatian yang diberikan pemimpin pasti akan membekas di benak rakyat kecil.



Thursday, 13 March 2014

Kagum mendengarkan ada pejabat setingkat Gubernur yang naik kelas Ekonomi, nenteng tas sendiri dan jalan tanpa pengawalan



SEKEDAR SHARING 

PENGALAMAN PRIBADI

Entahlah ..... mengapa semua orang yang menjadi lawan politiknya begitu ketakutan akan sosok yang menurut saya sama sekali tidak menakutkan ini, bahkan saat ini di internet sedang bertebaran isu-isu yang menjelek2kan dan berusaha menjatuhkan namanya.

Mulai dari adu domba di dalam negeri hingga katanya ada konspirasi pencitraan oleh pihak asing untuk menjadi Presiden. Wah.... jadi bingung sendiri jika mengikuti berbagai berita politik...

Saya ndak tahu mana yang benar dan mana yang salah karena saya ini awam politik. Jadi silahkan anda saja yang menilainya saya ndak mau ikutan pendapat orang lain, saya hanya mau bercerita pengalaman sendiri saja.

Kemarin Sabtu saya sedang dalam rangka perjalanan kerja dari Pekan Baru ke Jakarta, menggunakan pesawat Garuda kelas Ekonomi, eh tiba2 berjumpa dengan beliau dan boarding bersama.

Apa yang terjadi, ternyata sosok ini juga naik kelas ekonomi, nenteng tas sendiri, jalan tanpa pengawalan, semua orang bebas menyapa, dan sering di ajak foto bersama, sepertinya tidak ada citra yang harus di jaga, dan tidak ada para body guard yang mengelilingi untuk menjaga keselamatannya.

Beliau santai saja jalan, dan sy sendiri juga santai saja jalan bersama asisten saya menuju tempat naik pesawat (boarding point).

Awalnya saya sama sekali tidak tertarik untuk foto bersama, karena saya pikir untuk apa ? mungkin saja ini semua hanya sebuah skenario/teknik pencitraan yang dilakukan oleh beliau dan timnya. Karena semua bisa saja terjadi dalam dunia dan panggung politik Indonesia. So selama berjalan bersama kami tidak ikut2an seperti yang lain berfoto bersama, mumpung ada kesempatan...foto bersama.

Namun karena tiba-tiba untuk menuju pesawat kami harus naik bus dan ternyata beliau juga naik bis bersama kami tidak naik mobil khusus VIP sebagaimana para Gubernur lainnya, dan kebetulan saja beliau berdiri hampir bersebelahan dengan saya, jadi akhirnya hati ini tergerak untuk ikut mengambil gambar bersama. Ya sekedar untuk kenang2an. (foto di ambil saat bus berjalan dan tanpa persiapan kamera, jadi gambarnyapun ala kadarnya)

Seumur hidup bila bertemu pejabat di Bandara dan naik Garuda biasanya jika tidak terlambat datang ya biasanya bikin pesawat plus pilotnya harus menunggu tapi pejabat yang satu ini tepat waktu, seumur hidup saya naik pesawat keliling daerah, belum pernah ada Gubernur yang mau naik bus berdiri bersama penumpang kelas ekonomi lainnya.

Namun kali ini agak berbeda, saya lihat beliau sangat rileks, santai, tidak pernah risih atau memilih siapa orang yang ada di sebelahnya. Karena kebetulan saat di bus yang di sebelahnya adalah saya dan kebetulan juga berbaju batik merah, maka justru banyak orang mengira saya adalah Asisten beliau. Padahal sama sekali bukan, saya adalah rakyat biasa yang tidak tertarik dengan politik.

Dan yang lebih mengejutkan bahwa saat itu ternyata sedang dalam kondisi kurang sehat, tapi masih mau mengangkat sendiri koper pribadinya dari bis sampai di Cabin pesawat.

Saya jadi bingung... seumur hidup saya yang hampir separo abad ini belum pernah menemukan ada Gubernur atau pejabat yang lebih rendah semisal CAMAT saja yang seperti ini. Bahkan sebelumnya kami pernah satupesawat dengan pejabat tinggi di Kepolisian Jakarta, wah... banyak betul TIM pengaman dan pembawa tasnya, dan duduk di kelas VIP, bahkan waktu itu kami sama2 terbang dengan kelas VIP saja tidak boleh duduk satu mobil dengan beliau saat turun dari pesawat menaiki mobil khusus penumpang kelas Business.

Entahlah saya mau berkata apa.... saya hanya bisa bercerita pada istri saya. Dan istri sayapun ikut berdecak...kagum mendengarkan ada pejabat setingkat Gubernur yang naik kelas Ekonomi, nenteng tas sendiri dan jalan tanpa pengawalan berdiri di bus bersebelahan dengan saya.

Semoga kita bisa mulai dapat membedakan dengan hati mana pemimpin yang PENCITRAAN DAN MANA YANG OTENTIK.

Tapi tentu saja beda kepala beda pendapat, jika ada yan suka pasti juga ada yang tidak suka, itulah Sunatullah, itulah hukum keseimbangan alam jadi tidak perlu di persoalkan. Dan akhirnya saya hanya bisa menceritakan pengalaman dan kesan pribadi saja bertemu langsung dengan tokoh kontroversial di jajaran PEMDA JAKARTA.

Jadi silahkan saja berbeda pendapat, tapi kalau bisa jangan dulu berprasangka negatif dan berkomentar sebelum membuktikannya. Itu yang pernah di ajarkan guru ngaji saya saat masih kecil dulu.

Saya yakin kisah ini bisa di jadikan bahan perdebatan yang tiada akhir tapi juga bisa dijadikan renungan sebagai pelajaran bagi bangsa ini dalam melihat perjalanan sejarah politik Indonesia.

Pilihan itu semua ada pada hati dan pikiran kita masing-masing dan sekaligus akan menjadi cermin cara berpikir bangsa ini.

Saya sendiri sebagai pendidik lebih memilih untuk merenungkan dan membicarakannya bersama istri dan anak-anak kami agar jika kelak anak-anak kami menjadi pemimpin jadilah pemimpin yang OTENTIK dan Merakyat.

Salam syukur penuh berkah.


Source : FB Komunitas AYAH EDY

Sunday, 9 March 2014

Meski Gubernur, Jokowi Ternyata Masih Suka Naik Pesawat Kelas Ekonomi Sendirian



Meski Gubernur, Jokowi Ternyata Masih Suka Naik Pesawat Kelas Ekonomi Sendirian

Ada cerita seru dari Jokowi, Gubernur DKI Jakarta. Mantan Wali Kota Solo itu mengaku kesengsem dengan pesawat kelas ekonomi (duduk di belakang). Karena itu, dia kerap naik pesawat ekonomi ketika perjalanan dari Solo ke Jakarta, atau sebaliknya dari Jakarta ke Solo. Sendirian tanpa pengawal.
“Emang dari dulu saya anak ekonomi. Saya dari dulu biasa saja, dari dulu di ekonomi ya ekonomi,” ujar Jokowi, awal tahun lalu kepada wartawan di Balai Kota Jakarta.
Pengakuan Jokowi ini terkonfirmasi dengan pengakuan seorang penumpang pesawat kelas ekonomi yang kebetulan pernah bareng dengan Gubernur DKI yang biasanya juga dipanggil ‘Mas Joko’ ini. Seperti ditulis seorang bloogers dengan nama adesmurf. Dia menulis kisah perjalanan di dalam pesawat bareng Jokowi .
Begini dia menulis:
Akhir pekan lalu, saya dan suami bertolak kembali ke Jakarta dari Solo, melalui Bandara Adi Soemarmo. Saat tengah menunggu giliran masuk pesawat di tengah antrian panjang, tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara sedikit gaduh di belakang. Spontan menoleh, beberapa orang pun melakukan hal yang sama.
Bahkan tak sedikit yang bergegas menghampiri ke arah kerumunan. Sesosok pria dengan wajah sangat familiar berdiri di tengah-tengah orang yang berebut untuk menyapa dan berfoto bersama. Mengenakan celana jeans, kemeja putih bertangan panjang yang digulung, menyandang ransel hitam di pundak, ia terlihat sedikit lelah, namun secara umum terkesan santai, tenang dan ramah.
Pria itu menebar senyuman khasnya. Dia orang nomer satu di DKI, Joko Wiodo  yang tenar dengan sapaan akrab Jokowi. Saya ikut berdegup melihat kehadiran beliau, terutama melihat antusiasme orang-orang di ruang tunggu keberangkatan. Seolah semua merasa ingin mendekat dan menyapa. Sangat tergelitik untuk ikut menghampiri beliau, namun saya pun separuh mengingatkan diri sendiri sebenarnya, jangan sampai proses boarding terganggu.
Terlebih, kerumunan berjarak agak jauh dari titik kami berdiri dan terhalang beberapa penumpang lain. Saya berusaha fokus pada antrian, meski sesekali masih juga melihat ke belakang. ‘Dzziig!’ Ada rasa yang sedikit asing, namun membuat saya tiba-tiba dijalari perasaan haru mendalam. Semacam cubitan bercampur pelukan hangat.
Belum tuntas keheranan, berikutnya saya kembali menyaksikan sesuatu yang langka di negeri ini: seorang pejabat publik terkemuka ikut di dalam antrian masuk ke pesawat, untuk kemudian duduk di bangku belakang: kelas ekonomi! Dalam penggambaran bak tokoh kartun, mungkin rahang saya sudah terlepas jatuh ke lantai.
Baru kali ini saya duduk lebih depan daripada seorang pejabat. :-P Bukan tanpa alasan. Sudah terlalu sering saya menyaksikan bagaimana pongahnya perangai para penguasa ketika menggunakan fasilitas publik. Jangankan mereka, para asisten dan lingkaran terdekatnya juga kerap bertingkah berlebihan, selalu minta dilayani, diistimewakan dan dimaklumi setiap kali mereka hadir. Tidak banyak yang lebih memuakkan dari hal tersebut.
Tulisan pengalaman Adesmurf dikomentari orang lain yang ternyata juga punya pengalaman mirip. Begini pengakuannya:
Benar-benar de javu, 28 april lalu saya mempunyai pengalaman yang sama: flight yg sama, posisi duduk yang sama (kalo tidak salah waktu itu beliau duduk di no 26/27, saya 1 row di depannya), kemeja putih digulung yang sama, riuh rendah orang-orang yg ingin salaman dan berpoto dengannya.
Bedanya mungkin cuma saat itu dia narik koper kecil (bukan bawa ransel) dan sampe Jakarta lebih beruntung dari anda karena tidak perlu naik bus ke gedung terminal. Sebagai bentuk penghormatan saya kepada beliau, saat itu saya memilih sikap untuk ‘mengacuhkannya’, karena saya yakin beliau juga membutuhkan privasi buat dirinya. Sepertinya dia benar-benar gandrung naik kelas Ekonomi. Bagaimana dengan anda?(merdeka.com)
Source : laskarjokowi.com

Wednesday, 15 January 2014

CERITA SEDIKIT TENTANG PENGALAMAN SAYA 7 TH IKUT BPK "JOKOWI"


CERITA SEDIKIT TENTANG PENGALAMAN

 SAYA 7 TH IKUT BPK "JOKOWI"

BUAT ADMIN .. BOLEH YA SAYA CERITA SEDIKIT TENTANG PENGALAMAN SAYA 7 TH IKUT BPK "JOKOWI"
waktu itu kurang lebih jam 7 pagi pak joko sudah datang dikantor tp kantor blm disapu sama pak slamet,
pak slamet itu tukang bersih2 di kantor tp datangnya terlambat, sebagai big boss tau kedaan kantor blm bersih
tanpa nyuruh anak buah yg lain tau2 pak joko ambil sapu disapulah kantor tdk lama kemudian pak slamet datang,
pucat lah muka pak slamet tau big boss nya yg nyapu, pak slamet ketakutan klu di marahi pak joko...
tp apa yg terjadi pak joko cuma bilang:


pak joko= dr mana jam segini baru datang..
pak slamet= anak saya sakit pak
pak joko= yo wis..

tanpa byk ngomong pak joko panggil saya.. saya diajak keluar ternyata diajak kerumah pak slamet bertiga bersama driver...
ingin membutikan kebenaran alasan yg di buat pak slamet tsb..ternyata betul2 anak pak slamet sakit panas sudah 5 hari..


tanpa byk ngomong digendonglah anak itu sm pak joko di bawa ke rumah sakit..
saya di suruh pulang ke kantor naik ojek disuruh ngbari pak slamet klu anak nya di bw ke rumah sakit..
tapi apa yg terjadi saya kasih kabar tersebut ke pak slamet.. pak slamet malah pingsan
saya ingat kejadian ini suguh merinding...


maaf cerita saya hentikan dulu karena air mata saya berlinang tdk bisa menahan rasa haru dan bangga sama beliau ..trima kasih.



Demikian di ceritakan 

Source : FB Zhorro

Tuesday, 10 December 2013

Main ke Tanah Abang, Betty jadi korban kecelakaan KRL di Bintaro

Reporter : Andrian Salam Wiyono 

Main ke Tanah Abang, Betty jadi korban kecelakaan KRL di Bintaro

Tidak ada yang mengira Betty Ariyani (58) meninggalkan keluarganya seketika. Padahal kemarin Betty hendak belanja ke Tanah Abang Jakarta bersama tiga rekannya. Saat itu Betty menumpangi KRL jurusan Serpong-Tanah Abang.

Di perlintasan Pondok Ranji, Jakarta Selatan kecelakaan maut itu terjadi. Truk tangki bensin 24 ribu liter ditabrak KRL yang ditumpangi Betty. Sekitar 60 korban luka-luka dan enam lainnya tewas. Entah bagaimana Betty bersandar di rentetan gerbong besi itu.

Betty mengalami luka bakar hingga 90 persen. Sedangkan tiga teman lainnya luka ringan.

"Tiga temannya hanya mengalami sesak napas, tidak tahu gimana posisinya. Jadi itu memang mau main saja antar temannya dari Medan, sedangkan dua lainnya teman di Jakarta," ungkap suami Betty, Subagja Kramadibrata (58) di rumah duka Jalan Sersan Bajuri Bandung, Selasa (10/12).

Dia mengaku sebelum kejadian sempat mengantarkan istri ke rumah temannya di bilangan Ciputat. Tidak ada firasat buruk saat itu. Kondisi Betty pun sehat.

"Iya itu saya yang antar, setelah itu tiba-tiba ada yang menelepon dan melaporkan ada korban kecelakaan, ditambah saya lihat pemberitaan di media," ungkapnya.

Setelah dicek ke Rumah Sakit Fatmawati dia membenarkan kepada tim medis bahwa Betty adalah istrinya. Di RS Fatmawati Betty mendapati perawatan medis secara intensif.

"Tapi selama 45 menit (sebelum wafat) kondisinya terus ngedrop dan akhirnya sekitar pukul 20.53 WIB tak tertolong," imbuhnya seraya menyebut bahwa Betty juga terkontaminasi infeksi luka bakar.

Tak lama berselang pihak keluarga memboyong Betty ke Bandung. Pagi tadi Betty disemayamkan di rumah duka dan sekitar pukul 09.30 WIB jenazah dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) Makam Warga di kawasan Sukasari Bandung.

Puluhan keluarga dan kerabat mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Betty lahir di Palembang 29 November 1958. Ia meninggalkan satu suami dan dua anaknya Bagja (58) dan Galih (12).
(mdk/hhw)

Source : m.merdeka.com

Thursday, 21 November 2013

Kisah Nyata Sangat Mengharukan "saya lebay sampe nangis" bersama JOKOWI



Kisah Nyata Sangat Mengharukan "saya lebay sampe nangis" bersama JOKOWI

Hanya ingin berbagi cerita dikit,.. kisah nyata tadi siang. hhe

dimulainya acara kuliah umum jam 13.00 wib, saya tiba dikampus jam 07.00 wib masih sepi bgt, kursinya jja masih diberesin ma panitia. (ya takut ga kebagian kursi paling depan gt..)

sebelumnya, kemaren smpe malam saya sudah mempersiapkan kamera, kaos polos, spidol. dan saya juga tidak lupa berdo'a sama sodakoh sebelum berangkat...hhe 
pokoknya harus dapt berjabat tngan, foto dan ttd.

jabat tangan sudah, foto bareng sudh,. tinggal minta ttd belum ni. Nah yg bikin saya terharu dan bikin saya lebay sampe nangis,... hhhe terakhir pas mw minta ttd pak Jokowi dikaos.
saya nunggu didepan mobil pak Jokowi, karena beliau masih diwawancarai wartwan didepan gerbang... saya siapin kaos ma spidolnya nunggu sambil panas"an didepan mobil beliau ,. Tiba" pintu kaca mobil beliau terbuka, dan teryata Ibu Hj. Iriana istrinya Pak Jokowi. kaget saya dipanggil sama ibu Iriana, "De.. mw minta ttd?" iya bu, "kesni, mana yang mw di tanda tangani, tar ibu yg mintain ma beliau." langsung saya kasih kaosnya, q jg berjabat tangan sama ibu Hj. Iriana sambil mengucapkan terima kasih banyak.

pak Jokowi datng langsung di tanda tangani kaosnya,.. Suumpah senang bgt!!!

Akhirnya td siang saya dapat apa yg saya mau bahkan dapat bonus bisa berjabat tangan sama ibu Hj. Iriana jg...


(Edward Kandi).

Source : FB Edward Kandi