Latest News

Tuesday, 1 April 2014

Sunda Megathrust Bisa Picu Tsunami Hingga Sudirman

Ilustrasi tsunami

Kalau terjadi gempa 8-10 SR, tsunami empat meter bisa sampai Sudirman.

Sunda Megathrust Bisa Picu Tsunami Hingga Sudirman


Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Bambang Musyawardana, mengingatkan potensi bencana gempa disertai tsunami yang kemungkinan akan menerjang ibu kota. Potensi ini merupakan hasil riset dari Sekretaris Negara yang disampaikan pada BPBD beberapa waktu lalu.

"Dari riset Setneg, kami diingatkan adanya potensi gempa lempeng Sunda Megathrust. Di mana ini akan memicu tsunami ke Jakarta," ujarnya di menara Thamrin, Jakarta, Jumat 2014.

Dengan hasil riset ini, kata Bambang, ancaman bencana di ibu kota semakin kompleks. Perlu prosedur baru dan kesiapsiagaan serta mengubah sistem penanggulangan bencana konvensional yang saat ini berlaku. "Selama ini prosedur kita belum lengkap. Kita harus siapkan sebelum ini terjadi," ungkapnya.

Kabid Pengendalian dan Informatika BPBD, Provinsi DKI Jakarta, Edi Junaedi, menjelaskan, penelitian dan simulasi yang dilakukan tim Sekneg di bawah koordinator Dani Hilman. "Pak Dani memperlihatkan kemungkinan tsunami masuk dari pesisir dengan ketinggian air mencapai empat meter lebih," ujarnya.

Dari hasil simulasi, dengan ketinggian seperti itu, air akan masuk dari pesisir selatan Jakarta hingga kawasan Sudirman. "Dari modeling tsunami akan datang dua jam setelah pusat gempa bergerak," ungkapnya.

Dari analisa awal pusat dari lempeng Sunda Megathrust berada di kawasan Banten. "Bila lempeng ini bergerak, Banten akan dalam kondisi mengerikan. Diperkirakan gempa dengan skala 8-10 skala richter akan terjadi. Gempa dahsyat ini diprediksi akan disertai tsunami dengan ketinggian sekitar 10 meter di wilayah Banten," katanya.

Ancaman ini harus diantisipasi sejak dini. Perlu penanganan khusus dalam mempersiapkannya. Prosedur penanganan yang ada dan mengacu pada UU nomer 24 tahun 2007 mengenai penanganan bencana harus mengubah paradigma yang ada. "Perlu kerja revolusioner mempersiapkan ini," katanya.

Kesulitan lain dalam mengantisipasi pergeseran Sunda Megathrust adalah data. "Peneliti sangat minim data histori untuk lempeng ini. Tidak seperti lempeng Sumatera dan sebagainya. Ini yang membuat antisipasi harus dilakukan ekstra karena minim informasi dan data awal," ungkapnya.

Beberapa langkah yang disiapkan oleh BPBD DKI adalah menyiapkan program penyelamatan bencana di taman kanak-kanak. "Kenapa taman kanak-kanak? Karena orangtua selalu mendampingi anaknya. Ibu-ibu kan rajin gosip, kita berharap habis ikut simulasi gosipnya menambah mengenai bencana, jadi pesan antisipasi bisa lebih cepat menyebar," katanya.

Program lain yang disiapkan, pembentukan forum pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim. Forum ini terdiri dari tiga unsur. Pemerintah, swasta dan masyarakat. Bencana ini akan berimbas pada semua kalangan hingga penanganannya perlu keterlibatan banyak kalangan.

Forum ini sebagai antisipasi dari kemungkinan bencana alam yang akan terus meningkat setiap tahunnya. "Tidak mungkin pemerintah bergerak sendiri ke depan. Bencana akan berdampak pada semua sektor dan penanganannya harus dilakukan semua sektor," ujarnya.


© VIVA.co.id

Source :metro.news.viva.co.id

No comments:

Post a Comment