Latest News

Thursday, 6 March 2014

Pengamat: Aburizal Bakrie Sedang Galau Melihat Jokowi

Pengamat: Aburizal Bakrie Sedang Galau Melihat Jokowi
Foto Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad (kiri) sedang berbincang dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi seusai menandatangani komitmen dan sosialisasi pengendalian gratifikasi, di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2014) lalu. 

Pengamat: Aburizal Bakrie Sedang Galau Melihat Jokowi


JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie  yang menyebut hanya dirInya dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang memegang "boarding pass" pencalonan presiden, harus diwaspadai.
Pernyataan seperti semacam 'jebakan batman' buat PDIP agar kembali mencalonkan Megawati Soekarnoputri, mengabaikan Joko Widodo yang dalam survei selalu berada di posisi teratas. Hal ini dikatakan oleh pengamat politik dari Univeritas Indonesia (UI) Ari Junaedi.  

Dikatakan, pernyataan ARB itu bisa dilogikakan sebagai usaha memberi pengertian bahwa hanya Golkar dan PDIP yang berjaya di Pemilu Legislatif 9 April.
Hal itu seakan pembenaran bahwa Golkar dan ARB pasti mendulang raihan suara di atas ambang batas pencalonan presiden oleh parpol yakni 20 persen.

Namun di sisi lain, lanjutnya, pernyataa ARB hanyalah perang urat syarat jelang pemilu, punya niat menyesatkan, khususnya terhadap PDI Perjuangan.
"Harus dimaknai, perkataan ARB ini adalah upaya penyesatan bagi PDIP sebagi sekondan terberat bagi Golkar," kata dia, Kamis (6/3/2014).

Hal itu menyangkut keputusan PDIP bila mencalonkan Jokowi sebagai capres sebelum pemilu legislatif. Bila itu dilakukan, seperti diungkap berbagai survey, kemungkinan besar PDIP akan meluncur ke atas sendirian meninggalkan parpol lain.

"Kalau Jokowi jadi dicalonkan oleh PDIP maka bisa diduga dengan mudah, ARB akan lunglai dan terkapar jika dihadapkan dengan Jokowi. Akan tetapi jika Megawati tetap dipaksakan dan memaksakan diri untuk maju di Pilpres 2014, maka ARB masih bisa mengadu nafas dengan Megawati," ujarnya.
Fenomena Jokowi sebagai rising star, imbuhnya, memang dianggap "ngeri-ngeri sedap" oleh para pesaingnya. Selain moncer di berbagai jajak pendapat, pesona Jokowi juga mendapat dukungan media dan juga menjadi people darling.
Ia kemudian menyarankan agar pernyataan ARB soal boarding pass tidak membuat elite-elite PDIP terlena.

"Pernyataan ARB baiknya dicermati sebagai strategi alat pertandingan silat yang memuji lawan setinggi langit tetapi dengan maksud membuat terlena pihak lawan. Memang elektabilitas Golkar tinggi di berbagai survey. Akan tetapi, tidak linear dengan elektabilitas ARB, yang bisa jadi ARB sedang kalut dan galau melihat Jokowi," pungkasnya.

Source : tribunnews.com

No comments:

Post a Comment